Relawan P2TP2A Lampung jadi tersangka pelecehan seksual

Penyidik Polda Lampung menetapkan seorang berinisial DA sebagai tersangka dugaan tindak pidana pelecehan seksual terhadap remaja berinisial NV (14).

Tersangka DA merupakan relawan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), yang seharusnya memberikan konseling kepada NV sebagai korban pemerkosaan oleh pamannya.

"Berdasarkan dari hasil gelar perkara pada 7 Juli malam sampai 8 Juli dini hari, kami menetapkan yang bersangkutan (DA) sebagai tersangka," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad saat dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu (8/7).

Pandra menyatakan, pihaknya telah memeriksa delapan saksi termasuk korban. Hasilnya, polisi mendapatkan hasil visum dari rumah sakit.

Pemeriksaan NV, kata Pandra, dilakukan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan layanan trauma healing.

Dari hasil pemeriksaan tersangka dan sejumlah saksi, diketahui NV diduga diperkosa oleh DA saat berada di rumah aman (save home) yang dimiliki lembaga tersebut.

"Korban pun sudah diberikan pelayanan trauma healing oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Lampung," ucap Pandra.

Meski telah menetapkan tersangka, sampai saat ini tersangka DA beluk dilakukan penahanan. Penyidik baru akan melakukan panggilan terhadap DA yang diharapkan bersikap kooperatif.

"Terhadap yang terlapor, bertanggung jawab datang memenuhi panggilan," kata Pandra.

Untuk diketahui, kasus tersebut berawal saat korban NV yang menjalani konseling usai menjadi korban pemerkosaan pamannya. Paman korban pun telah dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.

Saat menjalani konseling dengan P2TP2A, NV didampingi tersangka DA. Namun, DA yang seharusnya membawa NV ke save home, justru membawanya ke rumah.

Selama satu bulan di rumah, DA kembali diperkosa sebanyak empat kali. NV bahkan dijajakan kepada pria hidung belang agar DA mendapat keuntungan.