sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekonom: Revolusi Industri 4.0 tidak sejahterakan petani

Pemerintah dinilai belum dapat menjawab persoalan dasar para petani di era revolusi industri 4.0 ini.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 18 Feb 2019 09:55 WIB
Ekonom: Revolusi Industri 4.0 tidak sejahterakan petani

Sejumlah ekonom menilai pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo, terkait revolusi industri 4.0, terlalu menyederhanakan masalah. Sejauh ini, revolusi industri 4.0 dinilai belum menunjukkan keberpihakan pada petani.

Dalam acara debat capres kedua Minggu (17/2) malam, Jokowi mengatakan revolusi industri 4.0 bisa mendekatkan petani dengan marketplace. Hal ini membuat para petani lebih diuntungkan, karena bisa menjual langsung hasil panennya kepada pembeli.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattof, menilai pernyataaan Jokowi tidak sepenuhnya benar.  Menurutnya, industri 4.0 belum dapat menyelesaikan persoalan dasar yang dihadapi para petani. 

"Saya kira juga sama sekali tidak bisa menjawab persoalan dasar yang mereka hadapi. Persoalan yang mereka hadapi dari sisi inputnya, bagaimana produksi mereka bisa berdaya saing dalam hal bahan baku, kemudian bagaimana mereka bisa menjangkau harga bahan baku, benih, dan pupuk," jelas Abra saat dihubungi Alinea.id, Minggu (17/2) malam.

Menurutnya, industri 4.0 yang menawarkan marketplace, juga belum mampu menjawab persoalan hidup dasar para petani, seperti pemenuhan kebutuhan pangan, hingga persoalan sekolah anak. Apalagi, selain memberikan pasar yang luas, marketplace juga memberikan banyak pesaing bagi para petani. Produk-produk impor akan berdatangan memperketat persaingan. 

Hal ini menjadikan para petani akan lebih memilih untuk menjual hasil pertanian mereka pada tengkulak, yang selama ini lazim dilakukan. Desakan kebutuhan, membuat para petani ingin mendapat dana segar dengan lebih cepat.

Abra menilai, pemerintah belum mampu menjadikan kehadiran marketplace menggeser posisi petani, yang memiliki daya tawar rendah. Hal ini dinilai menjadi penyebab mereka tak bisa menikmati kesejahteraan.

Dia pun menyarankan agar pemerintah lebih konsisten dalam berpihak kepada petani di era industri 4.0 ini. Dia berharap pemerintah melindungi para petani, dengan menerapkan kebijakan impor yang berpihak pada mereka. 

Sponsored

"Petani dikasih aplikasi buat jualan online, tapi barang impornya atau kebijakan impornya, masih tetep dijalankan. Jadi harus konsisten," katanya.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menilai, kedua capres masih gagap menanggapi revolusi industri 4.0. Baik Jokowi dan Prabowo, juga dinilai terlalu menyederhanakan masalah. 

"Terlalu menyederhanakan regulasi revolusi industri 4.0, tidak berbicara mengenai ekosistem secara menyeluruh. Kalau bicara ekosistem, sebenarnya kita membicarakan peran pemerintah. Kita bicara kolaborasi dengan industri, ketiga dengan university dan community," ungkap Fithra.

Sementara itu, Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, revolusi industri 4.0 masih dinikmati oleh kalangan perkotaan, dengan akses informasi yang lebih maju dibandingkan pedesaan. Lebih parah lagi, jumlah masyarakat yang dapat mengakses internet di pedesaan pun terbatas karena banyak kalangan muda yang  lebih memilih berada di perkotaan.

"Faktanya usia rata-rata petani di atas 45 tahun. Ini artinya dengan akses internet yang cepat pun, kalau anak muda tidak terjun ke pertanian juga percuma. Fokus kedepan adalah mendorong kaum milenial kembali ke sawah," ucapnya.

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo, menyatakan revolusi industri 4.0 bisa mendekatkan petani dengan marketplace. Hal ini dapat menguntungkan petani, karena mereka dapat menjual hasil panennya langsung kepada pembeli.

"Contoh petani, umumnya petani dikenalkan marketplace sehingga mereka bisa jualan online, sehingga hubungan petani dan konsumen semakin cepat, dan UMKM untuk bisa manfaatkan online sistem ini," kata Jokowi dalam debat pilpres kedua, Minggu (17/2).

Sementara itu, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, menilai revolusi industri 4.0 belum berpihak kepada petani. Di sisi lain, harga-harga pangan juga belum terjangkau oleh masyarakat lain.

"Revolusi Industri 4.0 bagus. Tapi saya ingin menjamin bahwa Indonesia menyediakan pangan sendiri tanpa impor dari negara manapun," kata Prabowo menanggapi paparan Jokowi.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid