sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ganjar-Mahfud atau Anies-Muhaimin, siapa lolos putaran kedua?

Elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin sama-sama di atas 20%.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Rabu, 03 Jan 2024 20:18 WIB
Ganjar-Mahfud atau Anies-Muhaimin, siapa lolos putaran kedua?

Persaingan untuk melaju ke putaran Pilpres 2024 masih bakal berlangsung ketat. Terkecuali pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang hampir pasti lolos, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) serta pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) harus bekerja keras untuk mengantongi tiket putaran kedua. 

Di sigi teranyar berbagai lembaga survei, Ganjar-Mahfud dan Amin saling salip. Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis akhir Desember lalu, misalnya, menunjukkan pasangan Ganjar-Mahfud mengantongi elektabilitas hingga 24,5%, unggul tipis ketimbang Amin yang meraup 21%. Prabowo-Gibran masih kokoh dengan tingkat keterpilihan sebesar 46,7%. 

Digelar pada periode yang tak jauh berbeda, sigi LSI Denny JA yang dirilis pada 29 Desember 2023 menunjukkan pasangan Amin unggul dari Ganjar-Mahfud. Amin meraup elektabilitas 25,3%, sedangkan Ganjar-Mahfud dipilih 22,9% responden. Di posisi puncak, Prabowo-Gibran mengantongi 43,3%. 

Situasi tersebut menunjukkan bahwa wacana Pilpres 2024 bisa digelar satu putaran sebagaimana kerap digaungkan tim kampanye Prabowo-Gibran bakal sulit direalisasikan. Hal ini setidaknya diamini pendiri Pollmark Eep Saefullah 

Dalam podcast yang diampu eks Ketua KPK Abraham Samad, Eep mengatakan elektabilitas Prabowo-Gibran belum mencapai 40%. Berbasis survei teranyar yang dilakoni Pollmark, pasangan Ganjar-Mahfud dan Amin sama-sama mengantongi elektabilitas di atas 20%. Ganjar-Mahfud berada di urutan kedua. 

"Prabowo nomor satu, tapi di bawah 40%. Belum mencapai 40%. Ganjar dan Anies sama-sama di atas 20%. Kalau Ganjar dari awal kan memang di atas 20%, Anies baru di atas 20 sekarang," kata Eep dalam podcast bertajuk Speak Up itu yang tayang di Youtube, beberapa hari lalu. 

Prabowo-Gibran, kata Eep, masih bisa dikalahkan. Pasalnya, angka pemilih yang mungkin mengubah pilihannya atau swing voters masih sangat besar. "Ketika digabungkan dengan undecided (voters), angkanya masih 42 koma sekian persen," kata Eep. 

Peneliti  Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad sepakat persaingan untuk lolos ke putaran kedua Pilpres 2024 masih sangat ketat. Ia menilai masih terbuka peluang bagi Ganjar-Mahfud untuk meningkatkan elektabilitasnya jelang pencoblosan. 

Sponsored

"Kalau melihat hasil survei Indikator, sebenarnya suara Ganjar belum rebound. Dari November sampai Desember, suara Ganjar-Mahfud relatif stabil di sekitar 24%. Kalau lihat performa debat Ganjar dan Mahfud, idealnya pasangan ini menguat karena mereka cukup baik performanya," ucap Saidiman kepada Alinea.id, Selasa (2/1). 
 
Jika berbasis rekam jejak, menurut Saidiman, pasangan Ganjar-Mahfud yang paling unggul. Ia mengusulkan agar Ganjar-Mahfud mesti terus memasifkan kampanye untuk memperkuat citra sebagai calon pemimpin yang paling berpengalaman dan bersih. Keduanya juga harus bisa membangun persepsi sebagai pasangan yang mampu melanjutkan program-program pemerintahan sekarang. 

"Berbeda dengan 02 yang punya isu seperti jejak pelanggaran HAM dan isu MK (Mahkamah Konstitusi) serta politik dinasti. Tunjukan kapabilitas melanjutkan program kebijakan pemerintah sekarang. Ganjar punya modal sebagai gubernur yang berhasil. Mahfud juga punya modal sebagai pejabat bersih dan berintegritas. Informasi ini harus sampai ke publik," ucap Saidiman. 

Selain itu, menurut Saidiman, Ganjar-Mahfud juga harus bekerja keras menjaga basis pemilih di lumbung suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Jawa Tengah dan Jawa Timur juga sekaligus jadi basis Jokowi selama ini," imbuh dia. 

Sebelumnya, Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto merilis hasil survei internal usai debat kedua Pilpres 2024 yang mempertemukan Mahfud, Gibran, dan Cak Imin. Andi mengklaim terjadi peningkatan elektabilitas pada pasangan jagoannya. 

"Tujuh hari yang lalu, Mas Ganjar posisinya di 35%. Lalu, dalam 24 jam terakhir, ada di 37%. Prabowo di tujuh hari yang lalu, ada di 42,6% Lalu, hari ini ada di 41,1%. Mas Anies tujuh hari yang lalu 21,7%," kata Andi dalam sebuah jumpa pers di Jakarta, pekan lalu. 

Survei menggunakan metode konvensional, FGD (forum group discussion) 31 kota, dan predictive media analysis. Untuk metode FGD, Andi menyebut TPN menjangkau 3.000-4.000 peserta di 31 kota. Metode konvensional mirip seperti yang digunakan oleh lembaga-lembaga survei pada umumnya.

Direktur Ekseutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah punya pendapat berbeda. Menurut Dedi, pasangan Ganjar-Mahfud saat ini justru jadi pasangan yang paling terancam bakal tereliminasi di putaran kedua. 

"Ganjar-Mahfud tidak benar-benar bisa disebut rebound, tetap masih dalam posisi tren tergerus karena adanya jarak yang kian jauh dari Prabowo Subianto. Ganjar memulai elektabilitas di atas 30% lalu kini di bawah 25. Bahkan, dalam catatan IPO, elektabilitas Ganjar di posisi 27 persen. Itu masih di ambang bawah," kata Dedi kepada Alinea.id.

Menurut Dedi, banyak faktor yang membuat elektabilitas Ganjar-Mahfud terseok-seok dan tak juga rebound. Salah satunya ialah karena koalisi parpol pendukung Ganjar-Mahfud tidak solid. Dedi juga menyinggung eksistensi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tidak signifikan menambah kekuatan Ganjar-Mahfud. 

"Kedua, Ganjar kesulitan lakukan positioning ceruk suara. Di satu sisi, (Ganjar-Mahfud) gagal mereplikasi Jokowi. Di sisi lain, pasangan ini juga tidak berhasil meraup suara (pemilih yang) kontra Jokowi," ujar Dedi. 

Berita Lainnya
×
tekid