Junta militer Burkina Faso mengklaim telah menggagalkan "rencana besar yang sedang dibuat" yang bertujuan untuk "menabur kekacauan total". Junta yakin dalangnya berada di negara tetangga Pantai Gading.
Burkina Faso telah diperintah sejak September 2022 oleh para pemimpin militer setelah kudeta yang dipimpin oleh Kapten Ibrahim Traore, yang sering menyalahkan Pantai Gading karena melindungi lawan-lawannya.
Traore berjanji untuk memulihkan keamanan tetapi pemerintahannya secara teratur membungkam para pembangkang, dan negara tersebut telah mengalami peningkatan penculikan dan penangkapan di luar hukum, khususnya terhadap warga sipil yang dianggap memusuhi junta.
"Kerja teliti dinas intelijen (telah) mengungkap rencana besar yang sedang dipersiapkan terhadap negara kita, yang tujuan utamanya adalah untuk menabur kekacauan total", Menteri Keamanan Mahamadou Sana mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi nasional.
"Otak-otak di luar negeri semuanya berada di Pantai Gading", imbuhnya, dan menyebut secara khusus dua mantan perwira militer, Mayor Joanny Compaore dan Letnan Abdramane Barry.
Selusin personel militer, termasuk dua perwira, ditangkap minggu lalu setelah dituduh oleh para pendukung junta berencana untuk "mengacaukan" pemerintah, sumber keamanan mengatakan kepada AFP pada hari Senin.
Sejak tahun 2015 Burkina Faso telah dilanda kekerasan jihadis dari kelompok-kelompok yang terkait dengan kelompok Negara Islam atau Al-Qaeda.
Traore mengklaim tahun lalu bahwa Pantai Gading adalah "pusat operasi" untuk mengacaukan Burkina.(france24)