close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, di acara Multaqo Sanawi Internasional ke-33 Hai’ah Ash Shofwah Al Malikiyyah di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang, Brebes, Kamis (21/8). Foto dokumentasi.
icon caption
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, di acara Multaqo Sanawi Internasional ke-33 Hai’ah Ash Shofwah Al Malikiyyah di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang, Brebes, Kamis (21/8). Foto dokumentasi.
Peristiwa
Kamis, 21 Agustus 2025 16:40

Pemprov Jateng kerek anggaran insentif guru agama jadi Rp300 M

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal menaikkan alokasi anggaran insentif guru agama dari Rp250 miliar pada 2025 menjadi Rp300 miliar pada 2026.
swipe

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal menaikkan alokasi anggaran insentif guru agama dari Rp250 miliar pada 2025 menjadi Rp300 miliar pada 2026. 

“Insyaallah tahun 2026 akan kami tingkatkan insentif yang diberikan ke guru agama dari Rp250 miliar menjadi Rp300 miliar,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, di acara Multaqo Sanawi Internasional ke-33 Hai’ah Ash Shofwah Al Malikiyyah di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang, Brebes, Kamis (21/8). 

Pun demikian, anggaran tersebut belum pada tahap final. Masih diperlukan pembahasan-pembahasan tindak lanjut.    

Sebagai informasi, insentif guru agama diberikan untuk seluruh pengajar agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu.

Berdasarkan data Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng, penerima insentif guru agama Islam pada 2025 sebanyak 225.187 orang, Kristen 4.430 orang, Katolik 475 orang, Hindu 180 orang, Buddha 545 orang dan Konghuchu sebanyak 13 orang.

Pada kesempatan itu, Taj Yasin menambahkan, program penghargaan untuk santri penghafal Al-Qur’an juga akan diperkuat. 

“Hafiz dan hafizah (penghafal Al-Qur’an) yang khatam akan kami beri hadiah Rp1 juta per anak saat wisuda. Semoga ini jadi amal kami di pemerintah kepada ulama dan penghafal Al-Qur’an,” imbuhnya.

Taj Yasin menyinggung pentingnya keteladanan adab di tengah masyarakat. Forum seperti multaqo, katanya, menjadi contoh bagaimana masyarakat bisa duduk bersama dan saling menghormati ulama.

Acara multaqo ini dihadiri para ulama dari berbagai daerah serta negara. Forum ini menjadi momentum silaturahmi sekaligus penguatan peran pesantren dalam membentuk Indonesia yang lebih makmur.

img
sat
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan