close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Linkedin
icon caption
Foto: Linkedin
Peristiwa
Senin, 16 Juni 2025 13:34

Sebagian Eropa frustrasi hadapi overtourism: Liburanmu deritaku!

Tak hanya di Barcelona, protes serupa juga berlangsung di Ibiza, Malaga, Palma de Mallorca, San Sebastian, dan Granada.
swipe

Di tengah lalu-lalang wisatawan dan riuhnya musim panas, ribuan warga turun ke jalan di kota-kota Eropa selatan pada Minggu (15/6). Massa menyerukan protes terhadap apa yang mereka sebut sebagai overtourism—ledakan jumlah wisatawan yang dinilai telah mengusik kehidupan sehari-hari mereka.

Pusat aksi berlangsung di Barcelona, kota ikonik yang setiap tahunnya menyedot jutaan pelancong. Dengan penuh semangat namun damai, para demonstran menyemprotkan air dari pistol mainan ke jendela toko, menyulut asap warna-warni, dan menempelkan stiker bertuliskan "Bela lingkungan, wisatawan pulang!" di berbagai titik, termasuk hotel.

"Liburanmu, deritaku," teriak massa sambil mengangkat spanduk bertuliskan “pariwisata massal membunuh kota” dan “keserakahan mereka membawa kehancuran.”

Aksi ini bukan gerakan spontan. Di bawah payung aliansi SET (Sud d’Europa contra la Turistitzacio atau “Eropa Selatan Menentang Pariwisasi”), warga dari Spanyol, Italia, hingga Portugal bersatu menuntut pembatasan arus wisatawan. Mereka menilai ledakan pariwisata telah menaikkan harga properti secara tak terkendali dan memaksa banyak penduduk lokal meninggalkan lingkungan tempat tinggal mereka.

Barcelona sendiri mencatat 26 juta kunjungan wisatawan sepanjang 2023—angka yang mencolok mengingat populasi kota hanya 1,6 juta jiwa. Di sisi lain, pemerintah kota telah menyatakan rencana untuk menghentikan penyewaan apartemen bagi wisatawan mulai 2028, sebagai upaya membuat kota lebih nyaman bagi penduduk tetap.

“Saya lelah merasa seperti gangguan di kota sendiri,” ujar Eva Vilaseca (38), seorang warga Barcelona yang mengikuti aksi protes. “Solusinya adalah mengurangi secara radikal jumlah wisatawan dan mulai membangun model ekonomi baru yang membawa kemakmuran bagi warga, bukan sekadar keuntungan instan.”

Tak hanya di Barcelona, protes serupa juga berlangsung di Ibiza, Malaga, Palma de Mallorca, San Sebastian, dan Granada. Sementara di Italia, kota-kota seperti Milan, Genoa, Palermo, Naples, dan Venesia turut menyuarakan penolakan, terutama terhadap proyek pembangunan hotel baru yang dinilai akan memperparah kondisi.

Di satu titik unjuk rasa, seorang pekerja hotel terlihat frustrasi ketika harus berhadapan langsung dengan massa. “Saya hanya bekerja di sini,” katanya kepada para demonstran, menegaskan bahwa bukan dia pemilik hotel.

Pariwisata memang mendatangkan devisa. Menurut proyeksi, pengeluaran wisatawan internasional di Eropa diperkirakan naik 11 persen tahun ini, mencapai 838 miliar dolar AS. Spanyol dan Prancis masuk daftar tujuan utama. Namun, di balik angka yang menjanjikan itu, suara-suara warga yang merasa terpinggirkan pun kian lantang terdengar.

Lisbon, ibu kota Portugal, juga dijadwalkan menggelar aksi serupa. Sebuah gelombang perlawanan damai yang mengingatkan: di balik euforia liburan, ada kehidupan warga lokal yang tetap harus diperhatikan.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan