sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Debat kedua capres dejavu putaran pertama: Remuk Prabowo dikombo Anies dan Ganjar

Prabowo sempat mengutarakan sependapat dengan gagasan Ganjar pada beberapa segmen awal debat kedua capres, Minggu (7/1).

Immanuel Christian
Immanuel Christian Senin, 08 Jan 2024 21:24 WIB
Debat kedua capres dejavu putaran pertama: Remuk Prabowo dikombo Anies dan Ganjar

Dinamika debat kedua calon presiden (capres) 2024, Minggu (7/1), seperti sebelumnya: Prabowo Subianto menjadi sasaran Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Namun, Anies kali ini lebih agresif daripada 12 Desember 2023. Ia memulai serangan ketika memaparkan visi misinya terkait pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Mulanya, Anies menyinggung lebih dari 160.000 orang di Indonesia meninggal dunia karena Covid-19. Ancaman kontemporer tersebut juga berlangsung secara digital (cyber attack). Lalu, membahas tentang 4,8 juta warga yang terpapar narkoba serta lebih dari perempuan dan anak menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

"Pencurian ikan, pencurian pasir itu menandakan kita kebobolan. Lebih jauh lagi, ironisnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) menjadi kementerian yang dibobol oleh hacker 2023. Sebuah ironi," ujar eks Gubernur DKI Jakarta ini. Kemhan dipimpin Prabowo sejak 2019.

"Karena itu, kita ingin mengembalikan dan Rp700 triliun anggaran Kemhan tidak bisa digunakan untuk [mengatasi] itu. Justru untuk membeli alat-alat alutsista (alat utama sistem senjata) yang bekas di saat tentara kita, lebih dari separuh, tidak memiliki rumah dinas. Sementara, menterinya Pak Jokowi (Prabowo, red) punya lebih dari 340 hektare tanah di Republik ini. Ini harus diubah," sambungnya. Pada segmen berikutnya, luas lahan Prabowo dikoreksi menjadi 340.000 ha.

Anies lalu menyinggung program lumbung pangan (food estate) singkong oleh Kemhan seluas 17.000 ha dan senilai Rp1,5 triliun (APBN 2021 dan 2022) di Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng). "Food estate singkong yang menguntungkan kroni, merusak lingkungan, dan tidak menghasilkan ini harus diubah."

Pandangan Prabowo tentang Kerja sama Selatan-Selatan (KSS) juga "dihajar" Anies. Selain karena tidak menjawab pertanyaan panelis, keyakinan Prabowo bahwa Indonesia akan dipandang ketika sukses melakukan pembangunan di dalam negeri juga dinilai tak mungkin langsung terjadi.

"Penjelasan tadi tidak menggambarkan peran Indonesia di Selatan-Selatan. Itu hanya menggambarkan, apa yang disampaikan Pak Prabowo, tentang bagaimana kita membangun Indonesia. Dan ketika kita membangun dengan baik, tidak otomatis menjadi contoh," kritiknya.

Sesi tanya jawab pun dimanfaatkan Anies untuk "menyerang" dengan bertanya tentang etika, yang sempat diolok-olok Prabowo. Ia bahkan mengaitkannya dengan langkah Menteri Pertahanan (Menhan) itu berkompromi dengan "merangkul" putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presidennya (cawapres). Gibran bisa maju pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berkat terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang sarat pelanggaran etika, utamanya oleh pamannya sekaligus Ketua MK kala itu, Anwar Usman.

Sponsored

Anies pun mengarahkannya pada PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) dan PT Indonesia Defense and Security Technologies (IDST) yang memenangkan banyak tender pengadaan alutsista Kemhan. Jajaran pengurus PT TMI, dalam dokumen yang beredar, banyak diisi karib hingga kader Partai Gerindra, yang dibentuk Prabowo, seperti Glenny Kairupan, Yudi Magio Yusuf, Prasetyo Hadi, dan Angga Raka Prabowo.

"Memang menjadi presiden/panglima tertinggi harus memiliki standar etika yang amat tinggi. Itu harus karena dia akan mengambil keputusan, mengerahkan pasukan, dan ketika harus bertempur [dan] ada korban nyawa, itu keputusan-keputusan etika. Tapi, dalam kenyataannya, Pak, ketika Bapak memimpin di Kementerian Pertahanan, banyak orang dalam pengadaan alutsista, PT Teknologi Militer Indonesia, Indonesia Defense Security, lalu orang dalam dalam pengolahan food estate, lalu ada kejadian-kejadian di mana kita semua menyaksikan ketika ada pelanggaran etika dan Bapak tetap jalan terus dengan cawapres yang melanggar etika, artinya ada kompromi atas standar etika. Standar etika ini fakta dan kemudian dalam pidato Bapak mengolok-olok tentang pentingnya etika. Saya tidak tega untuk mengulanginya. Pertanyaannya, apa penjelasan Bapak Prabowo soal itu semua?" tanya dia.

Demikian pula ketika diberikan kesempatan bertanya kepada Ganjar. Anies bertanya kepada kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu tentang kinerja Prabowo memimpin Kemhan dalam 4 tahun terakhir.

"Bapak beri skor 5 atas kinerja hukum di Indonesia. Pertanyaannya sekarang terkait dengan pertahanan, berapa skor yang Bapak berikan atas kinerja Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Bapak Prabowo? Silakan, Pak Ganjar," tanya capres nomor urut 1 ini.

Ganjar juga berperangai sama dengan Anies, tetapi lebih kalem lantaran tidak masif. Pada tiga segmen awal, pemaparan visi misi serta menjawab pertanyaan panelis maupun merespons jawaban pesaingnya, capres nomor urut 3 itu fokus mengutarakan gagasannya. Bahkan, Prabowo hingga beberapa kali mengaku memiliki pandangan yang sama dengannya.

"Saya kembali saya enggak mengerti, jangan-jangan guru kita, buku kita sama, Pak Ganjar. Kok, saya banyak sependapat [dengan Anda]? Terus terang saja, saya akan bilang A, [ya] A. Saya bukan orang macam-macam," ucap Prabowo dalam mengomentari tanggapan Ganjar atas jawabannya menyangkut pengelolaan utang luar negeri agar tidak diintervensi.

Kendati begitu, Ganjar mulai mencecar Prabowo dalam sesi tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut terlihat dalam pertanyaan eks Gubernur Jawa Tengah ini kepada Anies tentang kegagalan Kemhan mencapai target Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) akibat tidak idealnya anggaran pertahanan karena masih 0,78% dari produk domestik bruto (PDB) sehingga masih perlu berutang untuk belanja alutsista.

Lalu, memanfaatkan sesi tanya jawab dengan Prabowo untuk mempersoalkan kebijakan Kemhan soal alutsista. Salah satunya terkait menggantungnya kerja sama PT PAL Indonesia (Persero) dengan perusahaan asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd, yang sekarang berubah nama menjadi Hanwha Ocean, dalam proyek kapal selam.

"Pak, kalau pilotnya itu mesti dilatih 3 tahun, pesawatnya bekas, Pak, dan dia harus datang lagi pelatihan lagi, Pak, dengan risiko yang sangat tinggi, tentu itu sangat berbahaya. Maka, peningkatan itu, Pak, di awal saya sampaikan, kenapa pertumbuhan harus tinggi, kenapa industri dalam negeri menjadi prioritas. Bahkan, saya sebut tadi, tank dibuat di mana, heli, fregat, [dan] siber dibuat di mana agar kita bisa konsisten dalam perencanaan pembangunan, termasuk ketika kita membuat kapal selam yang sudah dimulai dari PT PAL, yang kerja samanya kalau tidak salah Bapak batalkan dengan Korea Selatan. Tolong, Pak, kalau saya keliru. Ini kesempatan Bapak untuk bisa menjelaskan [proyek kapal selam] dengan PT PAL yang kerja sama dengan Korea Selatan," urainya.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari Kemhan, PT PAL, ataupun Hanwha tentang pembatalan kerja sama tersebut setelah Indonesia menerima 3 kapal selam, yakni KRI Nagapasa-403, KRI Ardadeli-404, dan KRI Alugoro-405, pada batch pertama. Namun, hingga medio 2023, Hanwha masih menunggu tanda tangan Prabowo dalam dokumen letter pf credit (L/C) agar bisa berlanjut ke batch kedua, pembangunan 3 kapal selam Changbogo Class. Imbasnya, Hanhwa belum bisa membeli bahan material dari Eropa, salah satunya pembuatan radar. Padahal, memerlukan lisensi ekspor dan butuh waktu nyaris 1 tahun untuk memesan. 

Ganjar juga sempat mengkritisi indeks-indeks pertahanan Indonesia yang menurun ketika bertanya kepada Prabowo, seperti yang dipublikasikan Institute for Economic and Peace, Bond International Center for Conflict Studies, dan Lowy Institute. Ia semakin "menggas" lantaran jawaban yang diutarakan Prabowo tidak substansial.

"Maaf, kali ini Bapak tidak menjawab sama sekali pertanyaan saya, Pak. Saya pengin data yang Bapak katakan salah, data pertahanan Anda ini, data pertahanan saya, silakan Anda bantah di sini. Bapak tidak mampu membantah dan Bapak menjelaskan pesawat bekas. Saya Saya tidak pernah berbicara pesawat bekas dalam pertanyaan saya. Minimal saya bertanya, tadi kalau Bapak, maaf, mendengarkan terakhir capaian MEF kita hanya 65,49% dari target 79% dan ini mengkhawatirkan karena akhir tahun ini sudah harus selesai," urainya.

"Bapak juga tidak menjawab. Jadi, artinya sebenarnya apa yang Bapak jawab dari seluruh pengelolaan pertahanan yang ada di Indonesia ini? Sungguh-sungguh saya meragukan itu karena data ini, kemudian Bapak tidak mampu membantah di sini. Bahkan, saya sudah memberikan ruang terbuka kalau ada staf yang bisa membantu, silakan berdiri di sini," imbuhnya.

Bahkan, Anies dan Ganjar sempat kompak "merujak" Prabowo ketika menilai kinerja Ketua Umum Partai Gerindra itu di Kemhan. Mulanya, Ganjar meminta Anies memberikan jawaban yang tegas lantaran hanya menyebut di bawah 5.

"Mas Anies enggak usah takut, disebut aja angkanya berapa, gitu lo, kayak saya, gitu lo. Jangan di bawah 5, sebut aja berapa," kata Ganjar.

"Sebelas, Mas, dari 100," timpal Anies.

"Ini sedikit ngajari kendel, Mas Anies, biar berani," balas Ganjar. 

Prabowo naik pitam

Derasnya serangan bertubi-tubi dari Anies dan Ganjar membuat Prabowo emosional. Ia pun beberapa kali terekam reaktif dalam menumpahkan gagasannya ataupun memberikan tanggapan. Misalnya, ketika memaparkan visi misi, sekalipun tidak eksplisit, ia menyebut Anies hanya bicara tanpa data. Prabowo merupakan kandidat ketiga yang berkesempatan mengutarakan visi misi setelah Ganjar dan Anies.

"Mungkin ada yang asal bicara tanpa data, mungkin didorong oleh ambisi yang menggebu-gebu sehingga tidak objektif," cibirnya.

Pun berlanjut ketika Anies mengoreksi luas lahan yang dimilikinya sebesar 340.000 ha. Padahal, Prabowo belum diberikan kesempatan untuk berbicara. "Itu pun salah, Mas Anies."

Perang urat saraf antara Anies dan Prabowo terus berlanjut. Seperti Anies, Prabowo juga memanfaatkan setiap momentum yang dimilikinya untuk membalas serangan kepadanya. Secara garis besar, Prabowo menganggap Anies sebagai figur yang hanya pintar beretorika hingga memplesetkan omong-omong jadi omon-omon.

"Kalau ngomong-ngomong [saja], ya, kumaha? Jadi, leadership, apakah negara, apakah perorangan, tapi juga negara, harus dengan contoh. Ing ngarsa sung tuladha. Kita mau memimpin, kita mau bawa agenda, kita cerita. [Kalau hanya] omong, omon-omon tak bisa. Kenapa negara-negara Selatan sekarang melihat Indonesia? Karena kita berhasil membangun ekonomi kita. Jadi, tidak hanya omon-omon-omon. Kerjanya omon saja, [ya] tidak bisa!" tegasnya.

Emosi Prabowo kian meledak ketika disinggung tentang etik oleh Anies. Ini terlihat dari nada bicaranya selain ledekan profesor, jabatan akademik yang biasa digunakan untuk mengejek kepada seseorang yang sok pintar dan banyak bicara.

"Jangan karena ambisi pribadi, kita menghasut dan menyesatkan rakyat. Itu etik yang tertinggi, Saudara Prof. Anies Baswedan. Itu etik yang tertinggi: kebersihan jiwa, kejujuran, kesetiaan kepada rakyat. Sekali lagi, jangan karena ambisi pribadi, kita menyesatkan rakyat, kita menghasut rakyat, kita membahayakan pertahanan keamanan rakyat. Kasihan prajurit-prajurit yang sedang berjuang untuk menjaga kita, polisi-polisi yang menjaga kita. Kasihan kalau ada calon-calon pemimpin yang kerjanya hanya menghasut saja," bebernya.

"Nah, Saudara bicara etik-etik. Saya tuh keberatan karena saya menilai, maaf, ya, karena Anda desak saya, saya terus terang saja menilai Anda tidak pantas bicara soal etik. Itu saja. Saya merasa bahwa Anda itu posturing, Anda menyesatkan! Itu saja. Ssaya boleh berpendapat, kan? Saya menilai Anda tidak berhak bicara soal etik karena Anda memberi contoh yang tidak baik soal etik," sambungnya.

Kekesalan Prabowo terhadap Anies belum mereda ketika debat berakhir. Usai acara ditutup moderator, Prabowo sempat bersalaman dengan Ganjar yang menghampirinya di podium, tetapi langsung pergi menjauh ke arah para elite politik pendukungnya ketika Anies menghampirinya.

Dalam konferensi pers pascadebat, Anies beralasan, tak melihat Prabowo usai debat sehingga tidak bersalaman. "Sesudah selesai, saya mencari [Prabowo], tapi sudah tidak ada. Jadi, tidak tahu ke mana harus salaman."

Sementara itu, Prabowo mengklaim, tidak didatangi Anies untuk bersalaman. "Saya lebih tua dari dia. Saya lebih senior dari dia," ucap bekas Danjen Kopassus ini.

Prabowo juga mengutarakan uneg-unegnya dalam konferensi pers pascadebat, khususnya kelakuan Anies dan Ganjar yang mengkritiknya, dengan dalih sektor pertahanan tidak bisa dibuka seutuhnya di ruang publik. Data-data yang dibeberkan lawan politiknya pun dianggap banyak yang keliru.

"Saya agak-agak sedikit kecewa dengan kualitas, terutama narasi yang disampaikan oleh paslon-paslon yang lain. Pertahanan adalah sakral dan tadi, kalau tidak salah, ada paslon yang mengatakan untuk pertahanan tidak ada rahasia. Saya kira, ini sangat lucu. Ini sangat tidak pantas bagi seorang pemimpin," kilahnya.

Ia mengingatkan, partai pengusung Anies dan Ganjar ada di DPR, termasuk Komisi I. Kemhan pun kerap membahas anggarannya di Senayan.

"Yang aneh adalah, baik paslon 1, partai-partai pengusungnya, kan, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), NasDem, dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Kemudian, pengusung untuk paslon 3 adalah PDIP dan PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Mereka semuanya ada dalam Komisi I DPR. Jadi, semua masalah anggaran pertahananan dibahas di Komisi I DPR, diawasi, diperiksa bolak-balik, dan disetujui. Jadi, mereka setujui," terangnya.

Terpisah, Direktur Data Politik Indonesia, Catur Nugroho, memaklumi apabila Anies masih memanfaatkan sesi debat capres untuk menyerang Prabowo. Sebab, eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu mengusung tema perubahan yang tidak beririsan dengan pemerintahan Jokowi sehingga arus dapat menggiring opini bahwa yang dikerjakan petahana perlu diubah, termasuk dalam aspek pertahanan.

Adapun Prabowo yang juga terus menyerang balik Anies, sambungnya, menunjukkan ekspresinya yang merasa dikhianati. Pangkalnya, menjadi pengusung utama Anies pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017, tetapi kini justru menyerangnya. "Apalagi, melihat beberapa hasil survey, pasangan Anies-Muhaimin (Amin) mengalami peningkatan elektabilitas cukup signifikan, yang tentu saja cukup mengkhawatirkan bagi kubu Prabowo, terutama terkait target pilpres 1 putaran," ujarnya kepada Alinea.id.

Catur melanjutkan, Koalisi Indonesia Maju (KIM) menyadari sulit untuk memenangkan Prabowo-Gibran dalam satu putaran. Inilah yang melatarbelakangi pernyataan Prabowo yang sependapat dengan gagasan Ganjar pada beberapa segmen awal debat kedua capres. Harapannya, gerbong PDIP dapat berkongsi pada putaran kedua nanti.

"Selain itu, posisi cawapres Mahfud, yang sampai sekarang masih menjadi Menko Polhukam (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan), menurut saya, juga berpengaruh terhadap hubungan antara pasangan nomor 2 dan 3 mengingat juga pasangan nomor 3 juga berusaha mengusung isu keberlanjutan dengan perbaikan," jelasnya. "Maka dari itu, Prabowo terlihat tidak terlalu menyerang Ganjar karena melihat Ganjar-Mahfud adalah pasangan yang potensial untuk bergabung melawan Anies-Muhaimin jika benar terjadi pilpres 2 putaran dan yang lolos nomor 1 dan 2."

Prabowo gagal bersinar

Lebih jauh, Catur menilai, Prabowo gagal bersinar dalam debat kedua capres sekalipun temanya berkaitan dengan latar belakang dan jabatannya saat ini. Alasannya, tidak mampu menjelaskan dengan baik tentang program food estate dan belanja alutsista. "Seharusnya Prabowo dan tim sudah menyiapkan data-data yang faktual dan lengkap terkait dua hal ini sehingga dapat menyanggah serangan Anies dan Ganjar."

Selain itu, Prabowo reaksioner dalam berargumen. Dicontohkannya dengan penggunaan kata sapaan profesor kepada Anies.

"Penyebutan kata 'profesor' yang dilontarkan Prabowo ke Anies juga secara intonasi seolah menyinggung jabatan akademis Anies Baswedan. Hal ini memperlihatkan ketidaksukaan Prabowo dengan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang disampaikan Anies kepada Prabowo. Maka dari itu, menurut saya, penyebutan kata 'profesor' oleh Prabowo ke Anies seperti mengejek," jelasnya.

Pun tidak bisa memberikan data akurat ketika menyebut data yang dibeberkan Anies dan Ganjar salah. Sebagai pimpinan aktif di Kemhan, Prabowo mestinya bisa melakukan itu. Namun, justru menawarkan opsi memaparkannya pada forum-forum setelah debat capres.

"Melihat jawaban-jawaban Prabowo yang akan membuka data-data di forum lain justru memperlihatkan bahwa tim Prabowo tidak memiliki data-data yang lengkap, terutama terkait program food estate dan pembelian alutsista, yang ditengarai terjadi kolusi dan nepotisme," ungkapnya.

Akibatnya, menurut dosen Universitas Telkom ini, jawaban yang disampaikan Prabowo tidak sesuai konteks dan tak substansial. "Bahkan, terkesan berbelit-belit."

"Sekali lagi, Prabowo tidak siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari lawan debatnya dengan data-data yang akurat sehingga justru menjadi 'bulan-bulanan capres lainnya. Padahal, tema debat kali ini seharusnya menjadi 'makanan empuk' bagi Prabowo sebagai Menhan yang masih aktif," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid