sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gabungan rektor di Yogyakarta serukan 10 moral pemilu berkualitas dan demokrasi bermartabat

Jika pemilu berlangsung dengan baik dan berkualitas, maka Indonesia akan menjadi contoh negara besar yang mampu berdemokrasi secara dewasa.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Minggu, 18 Sep 2022 14:19 WIB
Gabungan rektor di Yogyakarta serukan 10 moral pemilu berkualitas dan demokrasi bermartabat

Sejumlah 30 rektor atau pimpinan perguruan tinggi di Yogyakarta menyampaikan seruan moral tentang pemilu berkualitas dan demokrasi bermartabat. Seruan moral berjudul “Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat” tersebut dibacakan di depan umum oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia yang turut didampingi seluruh rektor baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Yogyakarta.

Pembacaan 10 seruan yang disampaikan di Balairung, Kampus UGM, Sabtu (17/9) kemarin ini diawali dengan pembacaan doa yang ditujukan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pembacaan doa dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Al Makin.

Kemudian, seruan diawali oleh pesan pembukaan dari Ova Emilia yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus bersyukur dengan banyak hal baik yang telah diraih selama usianya yang memasuki 77 tahun. Meski demikian, tak dipungkiri masih banyak hal yang harus dibenahi.

“Semuanya merupakan hasil kerja kolektif para pendiri bangsa, pemimpin, dan rakyatnya,” jelas Ova Emilia dalam sambutannya yang diunggah pada akun Instagram @uinsk, Sabtu (17/9)

Perhatian utama para rektor yang sebagian besar merupakan guru besar dari berbagai kampus ini adalah pada agenda konstitusional bangsa yang akan dihadapi pada 2024, yaitu Pemilihan Umum (Pemilu). Karena bagi para rektor, pemilu adalah aktualisasi nilai, perjuangan kebangsaan, dan pembangunan konsensus demokrasi yang mulia.

“Jika pemilu berlangsung dengan baik dan berkualitas, maka Indonesia akan menjadi contoh negara besar yang mampu berdemokrasi secara dewasa,” katanya.

Adapun 10 seruan moral pemilu berkualitas dan demokrasi bermartabat yang dibacakan oleh Ova Emilia tersebut ialah yang pertama, mengajak semua komponen bangsa untuk menjadikan pemilu sebagai media pendidikan politik guna pembangunan moral bangsa yang lebih mengedepankan nilai kejujuran, keteladanan, dan keadaban kontestasi dalam sistem demokrasi dan menghindari persaingan politik kotor demi kekuasaan semata.

Seruan kedua adalah menyerukan seluruh komponen bangsa untuk menjamin pemilu berjalan secara partisipatif bagi seluruh bangsa Indonesia dan tidak dimonopoli oleh segelintir elite kelompok oligarki yang mengabaikan kepentingan publik. Kemudian mengajak seluruh komponen bangsa, untuk menghindari politik biaya tinggi, mencegah politik uang, dan menolak nepotisme yang kian mendangkalkan makna pemilu.

Sponsored

“Keempat, mengajak seluruh komponen bangsa untuk menghindari jebakan penyalahgunaan identitas dengan politisasi agama, etnis, dan ras , yang berpotensi menimbulkan konflik dan kekerasan tidak berkesudahan yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” tegas Ova.

Kelima, mendesak para elite politik, penguasa ekonomi, partai politik, dan penyelenggara pemilu untuk memberikan keteladanan, berintegritas, dan bermartabat dalam berdemokrasi sesuai konstitusi.

Kemudian, mendorong seluruh komponen bangsa menjadi warga merdeka yang tidak mudah terpengaruh hasutan, hoaks, atau ujaran kebencian atau berbagai upaya lain yang menciptakan perpecahan, dan pembelahan sosial yang sering terjadi dan berdampak buruk pada masyarakat. Ketujuh, menuntut partai politik untuk menjamin akuntabilitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta memastikan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat.

“Kedelapan, Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan kritis dalam penyelenggaraan bernegara dan bermasyarakat sebagai bentuk kualitas kewarganegaraan,” tuturnya.

Berikutnya, mengajak semua komponen bangsa untuk tidak menggunakan kebebasan demokrasi secara manipulatif yang justru mencederai hak-hak orang lain atau melanggar konstitusi. Dan terakhir, mengajak seluruh civitas akademika, masyarakat sipil, dan media massa berperan aktif untuk melakukan edukasi publik guna meningkatkan literasi demokrasi dan kebangsaan, serta mengawasi jalannya kekuasaan.

Pada penyampaian seruan moral tersebut, diketahui dihadiri oleh Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Rektor Universitas Pembangunan (UPN) Veteran. Sedangkan dari perguruan tinggi swasta turut hadir Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Rektor Universitas Sanata Dharma (USD), Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) dan lainnya.

Berita Lainnya
×
tekid