sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gibran tak vokal beber gagasan, apa pentingnya dialog capres-cawapres?

Prabowo-Gibran, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri, absen dalam 10 dari 17 dialog terkait pemaparan visi misi.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Senin, 27 Nov 2023 14:54 WIB
Gibran tak vokal beber gagasan, apa pentingnya dialog capres-cawapres?

Calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Gibran Rakabuming Raka, memilih bungkam ketika ditanya tentang lawannya, Anies Baswedan, mengkritik megaproyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

"Enggak usah ditanggapi," ucapnya sembari melaju meninggalkan Balai Kota Surakarta (Solo), Kamis (23/11). "Makasih, makasih. Aku tak mangkat sek."

Anies mengkritik megaproyek IKN karena justru tidak akan sesuai tujuan pemindahan dan pembangunannya, pemerataan, tetapi melahirkan ketimpangan, khususnya dengan daerah-daerah sekitarnya. Menurutnya, pemerataan tercapai jika membangun kota kecil menjadi menengah dan kota menengah jadi besar se-Indonesia.

Sehari berselang, Jumat (24/11), komitmen melanjutkan pembangunan IKN justru disampaikan tim sukses (timses) Prabowo-Gibran. "Ini demi masa depan bangsa dan sudah menjadi amanat konstitusi," kata Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono.

Gibran justru lebih reaktif ketika pribadinya yang disinggung. Dituduh dokter Tifa hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA), misalnya.

"Besok (Senin, 20/11), teman-teman media seperti biasa, jam 7 pagi di Balai Kota [Solo]. Nanti, saya bawain ijazah [lulus kuliah] saya, ya," ujarnya, Minggu (19/11).

"Dicek saja, asli atau palsu. Kalau enggak percaya, saya pesanin tiket ke Singapura, datangin ke sekolahnya," imbuhnya. Gibran merupakan lulusan Management Development Institute of Singapore (MDIS) pada 2007, lalu menamatkan studinya di University of Technology Sydney, Australia, pada 2010.

Lebih jauh, pasangan Prabowo-Gibran tidak serajin para pesaingnya, Anies-Muhaimin Iskandar (Amin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dalam menyampaikan gagasannya. Dari 17 forum dialog terkait penyampaian visi misi capres-cawapres yang digelar berbagai pihak, jagoan Koalisi Indonensia Maju (KIM) ini absen 10 kegiatan, baik bersama-sama atau sendiri-sendiri, dengan berbagai alasan. Pasangan Amin dan Ganjar-Mahfud masing-masing baru absen 1 kali.

Sponsored

Salah satu forum yang tidak dihadiri Gibran adalah dialog publik yang diselenggarakan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), pada Jumat (24/11). Putra sulung Jokowi ini justru memilih berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, Mojokerto, Jatim.

Absennya Gibran dalam dialog tersebut pun disayangkan pengurus Relawan Bergerak 1912 sekaligus Nasyiatul Aisyiyah, Dede Dwi Kuniasih. Menurutnya, "Sebagai cawapres termuda, Mas Gibran punya ruang pemikiran yang harus didengarkan oleh generasi muda Muhammadiyah."

Urgensi forum dialog

Pengamat politik Yusah Farchan juga menyayangkan sering mangkirnya Prabowo-Gibran dalam forum-forum itu. Pangkalnya, kegiatan tersebut penting untuk dihadiri agar masyarakat mendapatkan gambaran yang baik tentang visi misi kandidat.

Ia berpendapat, visi misi yang disiapkan semestinya tidak sebatas dokumen di atas kertas. Namun, harus dijabarkan secara teknis dan konkret dalam berbagai dialog.

"Justru ini [dialog] yang ditunggu masyarakat [untuk mengetahui] sejauh mana program-program capres-cawapres," jelasnya kepada Alinea.id, Senin (27/11).

"Kalau hanya mengandalkan debat yang difasilitasi KPU (Komisi Pemilihan Umum), tentu tidak akan cukup karena terbatas, baik durasi maupun intensitasnya," imbuhnya.

KPU berencana mengadakan 5 sesi debat kandidat Pilpres 2024 sesuai mandat Undang-Undang (UU) Pemilu Nomor 7 Tahun 2017. Tiga kegiatan di antaranya untuk capres, sedangkan 2 lainnya antarcawapres. Debat kandidat akan digelar selama masa kampanye, yang dimulai 28 November.

Yusak melanjutkan, absennya pasangan capres-cawapres dalam dialog akan merugikan jika tidak disikapi dengan baik. Mengingat waktu pemilih kurang dari 3 bulan, ia pun menyarankan adanya pembagian tugas apabila berpeluang absen.

Di sisi lain, ia mengakui timses Prabowo-Gibran gencar menyosialisasikan visi misi, baik di darat maupun udara. Baginya, ini penting untuk memperluas jangkauan.

"Tidak hanya melalui forum-forum tatap muka, tetapi juga socmed (social media). Memasuki musim kampanye 28 November nanti, saya kira, mereka harus lebih intensif lagi," sarannya.

Kendati begitu, Yusak berpendapat, sebaiknya pemaparan visi misi dilakukan langsung oleh kandidat. Sebab, timses harusnya hanya menjadi "perpanjangan tangan".

"Idealnya memang disampaikan langsung oleh kandidat," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid