sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mahfud MD dan kisah dramatis batal jadi Cawapres Jokowi

Meski batal menjadi Cawapres Jokowi, Mahfud MD menerima dengan ikhlas sebagai sebuah realitas politik.

Sukirno
Sukirno Rabu, 15 Agst 2018 05:39 WIB
Mahfud MD dan kisah dramatis batal jadi Cawapres Jokowi

Meski batal menjadi Cawapres Jokowi, Mahfud MD menerima dengan ikhlas sebagai sebuah realitas politik.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD menceritakan kronologis menjelang pengumuman calon wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden Joko Widodo. 

Pada acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan stasiun televisi TV One secara langsung, Selasa (14/8), Mahfud menuturkan pembatalan itu merupakan realitas politik yang tak bisa dihindarkan. Baginya, politik itu dapat berubah secara cepat dan tiba-tiba.

"Saya sudah katakan, tidak apa-apa. Saya harus lebih mengutamakan mekanisme dan agenda konstitusional untuk NKRI itu berjalan. Tidak usah diributkan karena itu biasa terjadi. Saya bukan orang pertama di Indonesia, hanya saya jadi lebih dramatis," kata Mahfud MD.

Pinangan Jokowi kepada Mahfud diawali pada 1 Agustus 2018, tepat pukul 23.00 WIB. Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengundang Mahfud ke kediaman Pratikno di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan.

Penuturan Mahfud, Pratikno kemudian mengatakan bahwa nama Cawapres telah mengerucut kepada satu nama, yakni Mahfud sendiri. Pratikno juga meminta Mahfud untuk bersiap-siap pada saatnya akan diumumkan secara resmi.

Pratikno juga meminta Mahfud untuk segera menyiapkan persyaratan administratif sebagai bakal Cawapres. Meski belum final, Pratikno memberikan catatan agar Mahfud dapat menjalin komunikasi dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Kendati Mahfud tak merasa menjadi Cawapres melalui kendaraan PKB, dia hanya menemui orang-orang yang dianggap berpengaruh pada Cak Imin. 

Sponsored

Sepekan kemudian, tepatnya pada hari Rabu sehari sebelum pengumuman, Mahfud mengaku kembali diundang oleh Pratikno ke rumah dinasnya. Saat itu, Pratikno ditemani oleh Teten dan asistennya. 

Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu kemudian diberitahu oleh Pratikno bahwa pengumuman Capres-Cawapres akan dilakukan keesokan harinya. Bahkan, Pratikno telah menjelaskan rincian proses deklarasi Jokowi-Mahfud.

Deklarasi pasangan Jokowi-Mahfud, kata dia menirukan penjelasan Pratikno, akan digelar di Gedung Joeang 45 Cikini Raya. Kemudian, Jokowi dan Mahfud akan mengendarai sepeda motor berboncengan menuju Tugu Proklamasi dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Saya bilang, kenapa enggak naik sama-sama saja. Saya satu, Jokowi satu (sepeda motor). Enggak, nanti enggak bagus kalau dipotret wartawan," ujar Mahfud sembari tertawa menirukan percakapan antara dirinya dan Pratikno.

Keesokan harinya, Kamis (9/8) pagi, Mahfud ditelepon oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Saat itu, Pram meminta curriculum vitae (CV) kepada Mahfud MD untuk keperluan deklarasi Capres-Cawapres.

Saat bersamaan, asisten ajudan presiden juga menghubungi Mahfud. Dia diminta untuk datang ke istana agar bisa membuat ukuran baju. 

Akan tetapi, Mahfud menolak lantaran rumit dan waktunya terlalu pendek. Akhirnya, Mahfud diminta membawa baju yang pas untuk kemudian menjadi contoh ukuran pakaian senada yang akan digunakan saat deklarasi.

Mahfud datang ke Istana. Dia membawa baju yang akan menjadi contoh ukuran sesuai pesanan. Bahkan, sampai saat ini, baju itu masih ada di istana.

Sekitar pukul 13.00 WIB, Mahfud kembali dihubungi oleh Teten Masduki. Teten mengungkapkan pengumuman Jokowi-Mahfud akan diumumkan pukul 16.00 WIB sore di restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat.

Teten meminta Mahfud untuk datang dan menunggu di ruangan sebelah Plataran, tepatnya di Rumah Makan Te Sate. Nantinya, ketika pengumuman dilakukan, Mahfud hanya perlu menyeberang jalan menuju Plataran.

"Tapi baju yang saya pakai itu punya saya sendiri karena baju yang dari presiden itu untuk besoknya," tuturnya.

Kemudian mengejutkan, yang terjadi akhirnya diumumkan nama Maruf Amin sebagai Cawapres Jokowi. Mahfud diberitahu oleh Pratikno bahwa cawapres Jokowi sudah diputuskan oleh partai koalisi adalah Maruf Amin.

Setelah diberi tahu oleh Pratikno, Mahfud bergeras pulang. Dia menerima keputusan itu lantaran keperluan negara ini jauh lebih penting daripada sekedar nama Mahfud MD atau Maruf Amin.

Tak lama berselang, Presiden Jokowi memanggil Mahfud MD ke istana. Jokowi memberikan penjelasan kronologis saat itu. 

Jokowi mengaku dihadapkan pada situasi yang serba sulit. Hingga sore hari menjelang deklarasi, Jokowi masih menggenggam nama Mahfud sebagai Cawapres.

"Tapi ketua-ketua partai datang dan mengajukan nama calon sendiri-sendiri. Saya bukan ketua partai, koalisi harus ditandatangani," kata Mahfud menirukan penjelasan Jokowi.

Mahfud menjawab bahwa Jokowi tidak salah. Bahkan, Mahfud berujar, jika dia menjadi Jokowi mungkin akan melakukan hal yang sama. "Bapak (Jokowi) tidak usah merasa bersalah.  Saya terima ini dengan ikhlas," kata Mahfud. 

 

<

 

Berita Lainnya
×
tekid