sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei capres-cawapres, latar belakang ideologi pengaruhi elektabilitas

Prabowo masih mengungguli bursa calon presiden.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Kamis, 13 Jan 2022 11:49 WIB
Survei capres-cawapres, latar belakang ideologi pengaruhi elektabilitas

Survei nasional Center for Indonesian Reform (CIR) bekerja sama dengan Datasight Indonesia menunjukkan bahwa komposisi latar belakang ideologi politik pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sangat berpengaruh.

Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan tingkat keterpilihan (elektabilitas) calon presiden tertentu bila dipasangkan dengan calon wakil presiden dari berbagai latar belakang ideologi.

Berdasarkan hasil survei CIR yang melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai calon presiden masih terbilang tinggi. Elektabilitas Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Puan Maharani bahkan terkalahkan. Namun, elektabilitas Prabowo berubah saat disandingkan dengan tokoh lain yang memiiliki latar belakang ideologi berbeda.

Awalnya, CIR dan Datasight Indonesia coba menanyakan kepada responden nama-nama tokoh yang layak menjadi calon presiden dan calon wakil presiden. Selanjutnya dari nama-nama tersebut dibuat beberapa simulasi pasangan calon berdasarkan ideologi dan latar belakang dukungan sosial politik masing-masing tokoh. Hasil survei menunjukan perubahan elektabilitas yang beragam.

"Artinya partai ataupun tokoh yang ingin maju sebagai calon presiden dalam kontestasi pilpres 2024 mendatang harus memperhatikan betul latar belakang ideologi politik calon pasangannya. Karena kalau salah memilih maka elektabilitasnya bisa terjun bebas," kata Direktur Datasight Indonesia, Radhiatmoko dalam paparan hasil survei nasional tentang Simulasi Keterpilihan Pasangan Capres dan Cawapres 2024 yang diterima Alinea.id, Kamis (13/1).

Berdasarkan hasil survei itu, pada 6-9 Januari 2022 diketahui dukungan responden kepada Prabowo 21,8%; Ganjar Pranowo 21,5%; Anies Baswedan 17,7%; Sandiaga Uno 7,2%; Ridwan Kamil 6,8%; Agus Harimurti Yudhoyono 3,3%; Puan Maharani 2,4%; Khofifah Indar Parawansa 2,4%; Eric Thohir 1,7%; Airlangga Hartarto 1,1%; dan Salim Segaf Al-Jufri 0,1%.

Sedangkan, dukungan respoden bagi para tokoh untuk maju sebagai calon wakil presiden ialah masing-masing Sandiaga Uno 19,2%; Anies Baswedan 16,1%; Ridwan Kamil 9,1%; Ganjar Pranowo 7,0%; Khofifah Indar Parawansa 6,6%; Agus Harimurti Yudhoyono 5,8%; Eric Thohir 5,3%; Puan Maharani 4,1%; Salim Segaf Al-Jufri 1,7%; Airlangga Hartarto 1,6%.

"Dari hasil survei tersebut kami buat beberapa simulasi pasangan capres dan cawapres dengan beberapa asumsi," ujarnya.

Sponsored

Asumsi pertama, kata dia, bila pilpres diikuti tiga pasangan calon yang terdiri dari pasangan nasionalis, pasangan relijius, dan pasangan nasionalis religius. Selanjutnya pasangan tersebut disimulasikan dengan memasukan beberapa nama tokoh berdasarkan kategori tersebut. Sehingga diketahui berapa jumlah rata-rata dukungan para calon presiden bila dipasangan dengan calon lain dari berbagai latar belakang.

Asumsi kedua, bila pilres diikuti hanya oleh dua pasangan calon yang keduanya terdiri dari pasangan nasionalis-religius. Pada asumsi kedua dibuat beberapa simulasi berdasarkan beberapa nama calon dari berbagai latar belakang ideologi.

Berdasarkan asumsi tersebut diketahui, bila pilpres diikuti oleh tiga pasangan calon dengan latar belakang nasionalis saja dan religius saja, maka besaran dukungan reponden kepada Anies-Khofifah 34,8%; Prabowo-Puan 30,4%; Arilangga-AHY 9,9%. Lalu, bila beberapa pasangan calon terdiri dari tokoh nasionalis dan religius maka hasil dukungan responden terharap Sandi-AHY 27,7%; Ganjar-Salim 24,8%, dan Anies-Airlangga 24,4%.

Sedangkan, bila komposisi pasangan calon diubah lagi menjadi pasangan nasionalis-religius semua maka pilihan respoden terhadap Prabowo-Muhaimin 37,8%; Puan-Anies 20,0%; dan Airlangga-Salim 14,0%.

"Perubahan yang sama dapat kita lihat bila pilpres diikuti hanya dua pasangan calon. Angka keterpilihannya akan sangat dinamis," kata Radhiatmoko.

Bila pilpres diikuti hanya dua pasangan calon dari kelompok nasional dan religius saja maka dukungan responden menjadi Anies-Airlangga 38,4% dan Prabowo-Puan 36,5%. Sedangkan, bila pasangan capres dan cawapresnya diubah maka dukungan responden kepada Anies-Sandi 43,1% dan Ganjar-Ridwan 36,6%.

Sedangkan, bila pasangan capres dan cawapres terdiri dari kalangan nasionalis-religius semua maka hasilnya kepada Puan-Sandi 34,7% dan Airlangga-Salim 28,4%.

Menanggapi hasil survei tersebut, Direktur Center for Indonesia Reform (CIR) Muhammad Hidayaturrahman menjelaskan, dinamika politik yang berkaitan dengan calon presiden dan calon wakil presiden pada 2024 masih tetap dinamis, terutama dengan kemunculan nama-nama calon alternatif.

"Seperti nama calon wakil presiden yang cukup kuat, yaitu Khofifah Indarparawansa dan Sandiaga Uno," ujarnya.

Selain itu, menurut Hidayat, keberadaan nama-nama calon yang sebelumnya telah dianggap leading di beberapa survei yang dilakukan sebelumnya, seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo cukup tinggi. Namun, saat dipasangkan dengan calon wakil presiden tingkat elektabilitasnya menjadi turun, bahkan kalah dengan calon pasangan lain.

Dia mencontohkan Prabowo-Puan kalah dengan pasangan Anies-Khofifah atau Anies-Sandi. Begitu pula dengan pasangan Ganjar-Ridwan, berada di bawah pasangan Anies-Sandi.

"Dari survei ini bisa terlihat besarnya peluang kemunculan calon alternatif pasangan calon presiden dan wakil presiden. Hal ini sekaligus menjadi kabar menggembirakan bagi dinamika politik di Indonesia, yang sirkulasinya tidak hanya pada nama-nama yang selama ini muncul di media," kata Hidayat.

Berita Lainnya
×
tekid