40% pemimpin bisnis di dunia kekurangan pekerja terampil

Kesenjangan keterampilan secara global yang diperkirakan akan semakin memburuk ini, sudah berdampak pada bisnis

Sejumlah pekerja berada di Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Bundaran HI, Jakarta, Rabu (30/1)./AntaraFoto

Bisnis di Asia Pasifik dan global mengalami kesenjangan tenaga terampil yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang perusahaan. Menurut Laporan International Business Report Grant Thornton, 40% pemimpin bisnis di seluruh dunia kekurangan pekerja terampil hingga menjadi kendala bagi pertumbuhan perusahaan. 

Beberapa industri menunjukkan peningkatan intensitas kegiatan yang diiringi kebutuhan pekerja terampil yang membeludak. Grant Thornton melihat kesenjangan keterampilan khususnya di antara para pekerja baru.

Kesenjangan keterampilan secara global yang diperkirakan akan semakin memburuk ini, sudah berdampak pada bisnis. Beberapa perusahaan tidak dapat tumbuh karena mereka tidak dapat meningkatkan keterampilan karyawan mereka yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk menghasilkan lebih banyak barang atau jasa.

Beberapa faktor yang mendorong tren ini, di antaranya adalah populasi yang kian menua dan jumlah angkatan kerja yang menurun di berbagai negara. Pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai target RKP (Rencana Kerja Pemerintah) tahun 2019 dengan target menyediakan lahan pekerjaan untuk 2 juta orang atau 5,2-5,6% lebih besar dari tahun sebelumnya.

Dengan semakin banyaknya para pekerja baru sedangkan teknologi berkembang semakin pesat, membuat bisnis berada di bawah tekanan yang lebih tinggi untuk memperoleh pekerja terampil untuk mendukung perkembangan seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), otomasi, dan teknologi blockchain.