82,9% UMKM terkena dampak negatif dari pandemi

Padahal sebanyak 64 juta UMKM di Indonesia berkontribusi terhadap 61% PDB

Ilustrasi. Alinea.id/Dwi Setiawan

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sebanyak 82,9% pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendapatkan dampak negatif dari pandemi. 

“Selain itu, pandemi Covid-19 menyebabkan 63,9% pelaku UMKM mengalami penurunan omset lebih dari 30%. Masalah utama yang dialami oleh UMKM pada masa pandemi, yakni kesulitan bahan baku, terhambatnya distribusi, sulitnya permodalan, produksi terhambat, dan penjualan yang menurun,” ujarnya dalam webinar Festival #SampoernaUntukUMKM yang bertajuk UMKM Sebagai Penggerak Kebangkitan Ekonomi Nasional, Selasa (15/12).

Lebih lanjut, Menko Perekonomian mengatakan, hal tersebut menunjukkan Covid-19 berdampak besar terhadap UMKM di Indonesia. Padahal sebanyak 64 juta UMKM di Indonesia berkontribusi terhadap 61% PDB, tetapi hanya 16% saja yang menyediakan e-commerce untuk program pemasaran. Itulah sebabnya Airlangga berharap agar terus mendorong digitalisasi UMKM.

“Di sisi lain, dengan mengedepankan protokol kesehatan, sejumlah indikator ekonomi terlihat bergerak positif, termasuk TMI Indonesia sudah berada di level 50,6 yang artinya berada di level ekspansi. Hal ini menunjukkan pemulihan,” katanya.

Kemudian, langkah pemerintah dengan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan alokasi dana Rp695,2 trilun terus didorong agar pemulihan ekonomi pascapandemi berlangsung lebih cepat. Pada 2020, telah dilakukan pemberian dana PEN sebesar Rp114,11 triliun untuk UMKM dengan stimulus enam program.