Sri Mulyani: 85% warga sudah gunakan jasa keuangan, tetapi literasi baru 50%

Kemenkeu terus berkolaborasi dengan BI, OJK, dan LPS untuk membangun forum koordinasi guna meningkatkan literasi keuangan.

Menkeu, Sri Mulyani, meminta masyarakat hati-hati dalam berinvestasi karena 80% sudah gunakan jasa keuangan, tetapi literasi baru 50%. Freepik

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mewanti-wanti masyarakat agar berhati-hati dalam menginvestasikan uangnya. Masyarakat diminta memahami literasi keuangan dan fundamental instrumen investasi yang dipilih sehingga menurunkan potensi kerugian hingga penipuan mengingat penjaja investasi hanya menyampaikan hal yang bagus saja agar produknya dilirik. 

"And that’s why you need to be literate. Jangan lihat mukanya, lihat angkanya, lihat datanya, lihat fundamentalnya," kata Sri Mulyani dalam pembukaan "Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) 2023" di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Senin (14/8).

Saat ini, kata Sri, sebanyak 85% masyarakat sudah menggunakan jasa keuangan untuk bertransaksi seperti menabung, berinvestasi, atau yang lainnya. Namun, literasi keuangan warga masih sekitar 50% saja.

"Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi literasinya baru 50%. Itu adalah suatu PR buat kita semua," ujar dia.

Sri Mulyani mengingatkan, seluruh masyarakat perlu memahami fundamental masing-masing instrumen investasi, termasuk tatkala berinvestasi ke obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN). Fundamental SBN dapat dipelajari dengan membaca kondisi perekonomian dan keuangan Indonesia, yang datanya dapat dilihat dalam rilis APBN KiTa setiap bulannya.