Asosiasi Petani sesalkan keputusan pemerintah impor beras saat panen raya

Pemerintah diberikan dua solusi agar dapat menyerap hasil panen para petani yang harganya cukup tinggi.

Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten, Selasa (317/2018. AntaraFoto/dokuemntasi

Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santosa, menyesalkan keputusan pemerintah yang berencana kembali melakukan impor. 

Pemerintah, melalui Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (Bapanas/NFA), menugaskan Bulog untuk mengimpor beras 2 juta ton sepanjang 2023. Dari jumlah itu, 500 ribu ton di antaranya diminta untuk diimpor secepatnya.

"Ya itulah yang petani sesalkan. Dari saya mewakili petani, sebenarnya impor saat ini belum terlalu diperlukan, karena kondisinya cukup," ujar Andreas saat dihubungi Alinea.id, Selasa (28/3).

Rencana impor tersebut diketahui akan digunakan sebagai pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP) serta bantuan sosial (bansos) dalam bentuk beras yang akan disalurkan ke 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Sedangkan, distribusi bansos direncanakan berlangsung pada Maret sampai Mei 2023.

Andreas mempertanyakan keputusan pemerintah untuk impor yang justru saat musim panen raya. Apalagi, kata dia, salah satu alasannya juga untuk penyaluran bansos hingga Mei.