Bansos pemantik agar warga tak mudik

Sederet bansos disiapkan untuk warga kawasan Jabodetabek hingga desa-desa.

Menanti realisasi bantuan sosial di tengah pandemi. Alinea.id/OkyDiaz.

Yulius Hananto (42) melajukan taksi birunya di jalanan Jakarta nan sepi. Ia tetap berharap ibu kota memberinya sedikit Rupiah demi sesuap nasi bagi keluarganya. Berpuluh kilometer ia tempuh, dari rumahnya di Bogor hingga berkeliling Jakarta mencari penumpang.

Semenjak maraknya kebijakan Working From Home (WFH) dan penjarakan fisik (physical distancing), dirinya acapkali tidak mendapat penumpang sama sekali seharian. Padahal, dalam kondisi normal, rata-rata dia mengantongi Rp150 ribu tiap harinya. Kini, jumlah itu tak pernah lagi tercapai, bahkan sebaliknya ia seringkali tombok ongkos bensin.

“Kadang dapat trip jauh, pulang kosong terus enggak dapat lagi. Kadang-kadang kurang setoran jadi nombok. Untung di jalan ada rejeki dikasih makan. Sehari kadang enggak dapet. Intinya tetap semangat dan berdoa,” ucapnya pasrah kepada Alinea.id, Sabtu (11/4).

Meski perusahaan tempatnya bekerja sudah mulai membagikan sembako kepada para supir, namun dirinya masih belum mendapatkannya. Untuk menerima sembako tersebut, para supir harus mendatangi pangkalan (pool) tempat mereka bertugas.

“Ya, ada sebagian yang dapat. Saya belum dapat soalnya libur, kemarin baru masuk. Ya sudah kalau rejeki masih dapat,” harapnya. 
Yulius juga mengaku belum pernah mendapat bantuan sosial (bansos) dari pemerintah lantaran kerap berpindah tempat tinggal. Keluarganya masih mengontrak rumah dan bukan warga asli di tempat tinggalnya.