Berkaca pada Sri Lanka, Indonesia jangan jumawa

Indonesia juga harus membangun kemandirian pangan dan energi dan memberikan kekuatan BUMN-BUMN yang terkait langsung dengan pangan.

Pakar kebijakan publik dari Narasi Institute Achmad Nur Hidayat. Foto: partaigelora.id

Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyampaikan Indonesia tahan resesi dan tidak akan seperti Sri Lanka mendapatkan respons dari berbagai pihak. Salah satunya dari pakar kebijakan publik dari Narasi Institute Achmad Nur Hidayat. Menurut dia, Indonesia berada pada urutan 14 dari 15 negara yang rentan mengalami resesi ekonomi berdasarkan Survey Bloomberg.

Achmad Nur Hidayat menyebutkan, yang diklaim oleh Sri Mulyani tidak fair, karena yang meramu kebijakan tentunya akan selalu mengatakan apapun yang mereka ramu pasti yang terbaik

"Resiko Indonesia hanya 3% dan Indonesia negara yang cukup kuat. Tetapi itu adalah half truth atau separuh kebenaran karena kenyataannya dalam ekoomi itu tidak ada yang bisa mengklaim 100% benar," kata Achmad dalam keterangan, Sabtu (16/7).

Achmad mengingatkan, pemerintah harus melihat data-data yang kredibel. Apalagi Indonesia berpotensi mempunyai trajektori yang sama seperti Sri Lanka. 

Sri Lanka mempunyai banyak pengeluaran, berani berutang untuk membiayai APBN dan pembangunan, tetapi melupakan pendapata atau penerimaan negara. Bahkan kesalahan fatalnya adalah memangkas rate pajak dari 10% menjadi 8%.