BI prediksi defisit transaksi berjalan 2019 sekitar 2,7% PDB

Defisit transaksi berjalan disebabkan kenaikan defisit neraca perdagangan pada November yang mencapai US$1,33 miliar.

Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan keterangan mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Foto Antara/Indrianto Eko Suwarso.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2019 akan mencapai 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan perkiraan tersebut didorong oleh kenaikan defisit neraca perdagangan pada November yang mencapai US$1,33 miliar. Namun, kata Perry, defisit tersebut masih sesuai perkiraan. Pasalnya,  setiap kuartal keempat memang akan ada kenaikan impor barang konsumsi karena menjelang perayaan Natal dan tahun baru. 

"Untuk keseluruhan tahun CAD sekitar 2,7%. Di kuartal IV-2019 pola musimannya memang itu akan meningkat. Sudah sesuai perkiraan," katanya di Gedung BI, Kamis, (18/12).

Meski demikian, Perry mengatakan CAD ini masih terkendali. Hal ini tercermin dari Neraca Pembayaran Indonesia yang masih surplus. Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pada Oktober hingga November 2019 tercatat sebesar US$6,20 miliar.

Nilainya lebih besar dari aliran modal asing yang masuk pada kuartal III-2019 yang hanya sebesar US$ 4,85 miliar. Di samping itu, cadangan devisa pada akhir November 2019 juga masih tinggi sebesar US$126,6 miliar.