BI waspadai ancaman perang devaluasi mata uang

Situasi perekonomian global kian rumit. Perang dagang belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir bahkan berlanjut perang devaluasi.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahjono menyatakan, ketidakpastian global telah menyebabkan ekspor sejumlah negara anjlok. Alinea.id/Nanda Aria

Situasi perekonomian global kian rumit. Perang dagang belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir. Sejumlah negara melakukan pelonggaran kebijakan moneter dan terancam masuk ke parang baru, yakni perang devaluasi mata uang.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahjono menyatakan, ketidakpastian global telah menyebabkan ekspor sejumlah negara anjlok. 

Untuk itu, lanjutnya, sejumlah negara melakukan pelemahan terhadap nilai mata uangnya untuk dapat mendongkrak ekspor.

"Mencermati kondisi global yang memburuk dan kondisi dunia yang mengalami tekanan pertumbuhan, bank-bank sentral juga melakukan kebijakan yang lebih downbase tanpa menurunkan suku bunganya. Ini akan terjadi risiko perang devaluasi," katanya di acara Indonesia Economics Outlook Forum di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (23/9).

Dia melanjutkan, langkah tersebut diambil sejumlah negara untuk mendorong daya saing masing-masing negara dalam perebutan jumlah ekspor dunia yang semakin menurun.