Biang kerok rekor terburuk defisit neraca perdagangan RI

Laju impor yang lebih kencang ketimbang ekspor menjadi biang kerok defisit neraca dagang mencapai rekor terburuk sepanjang sejarah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia 2018 tumbuh 20,15% menjadi US$188,63 miliar sementara nilai eskpor hanya tumbuh 6,65% menjadi US$180,06 miliar. Artinya, sepanjang 2018 defisit perdagangan Indonesia mencapai US$8,57 miliar atau terburuk dalam sejarah. / Antara Foto

Laju impor yang lebih kencang ketimbang ekspor menjadi biang kerok defisit neraca perdagangan mencapai rekor terburuk sepanjang sejarah.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno menilai, menurunnya angka ekspor Indonesia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Dari sisi internal, keberadaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank belum maksimal. Pasalnya, regulasi yang ada saat ini dianggap tidak fleksibel.

"Karena argumentasi diawasi oleh OJK, maka implementasinya diberlakukan seperti bank biasa. Ini yang menurut saya membuat tujuan pembentukan lembaga pembiayaan ekspor itu tidak tercapai," ujar Benny dalam acara Seminar Perdagangan di Jakarta, Kamis (28/2).

Menurut Benny, pemerintah seharusnya melakukan inovasi untuk mendorong ekspor. Apalagi saat ini, neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit.