Dampak boikot Israel: Penjualan Mcdonald's menukik, Starbucks revisi target

Mcdonald's melaporkan penurunan penjualan pertama kalinya dalam empat tahun. Starbucks merevisi target tahun ini.

Ilustrasi Starbucks dan Mcdonalds. Foto Pixabay dan Unsplash.

Konflik antara Israel dan Palestina tak kunjung usai. Aksi boikot produk terkait Israel terus menggaung di dunia. Sejumlah perusahaan yang menjadi sasaran boikot mulai ketar-ketir menyusul berkurangnya penjualan dan pendapatan secara signifikan. 

Salah satunya, gerai makanan terbesar di dunia McDonald’s yang mencatat penurunan penjualan pertama kalinya selama hampir empat tahun. 

Dikutip Reuters, CEO McDonald’s, Chris Kempczinski mengatakan anjloknya penjualan tak hanya terjadi di Timur Tengah. Tetapi juga di Prancis serta negara mayoritas berpenduduk muslim seperti Malaysia dan Indonesia.

Bisnis McDonald's di Amerika Serikat (AS) juga mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Menurut Placer.ai yang dikutip Wells Fargo, transaksi jual-beli di negara tersebut merosot pada Oktober sebesar 13%. Di November dan Desember turun masing-masing 4,5% dan 5%. 

Sementara itu, Starbucks memangkas asumsi penjualan tahunan di 2024 akibat lesunya bisnis di Timur Tengah. Permintaan di Januari yang makin melemah dan melambatnya pemulihan bisnis di China diperkirakan akan berdampak terhadap kinerja kuartal kedua.