BPDPKS pastikan keberlanjutan minyak sawit

Meski minyak sawit tengah dalam kondisi naik, namun pengaruhnya sangat besar.

Ilustrasi. Foto kominfo.jatimprov.go.id

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memastikan terus menjaga sawit di masa pandemi meskipun harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) masih tergolong tinggi. 

Harga CPO yang tinggi itu membuat harga minyak goreng naik hingga tembus Rp20.000 ribu/liter. Padahal harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp11.000-Rp12.000/liter.

Harga sawit juga mengakibatkan kenaikan 3,49% pada minyak goreng curah menjadi Rp17.800/liter, minyak goreng kemasan sederhana naik 4,55% menjadi Rp18.400/liter, dan minyak goreng kemasan premium juga naik 5,26%. 

Adapun kenaikan harga komoditas sawit meroket karena imbas penurunan produksi. Penurunan itu karena faktor El Nino dan La Nina sangat mempengaruhi kegiatan produksi sawit.

"Kita tahu La Nina dan El Nino yang itu sangat berpengaruh sekali terhadap kegiatan kegiatan khususnya kegiatan mulai dari budidaya sampai dengan panen sehingga itu berpengaruh terhadap produksi sawit itu sendiri yang berakibat pada peningkatan harga," kata Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman pada konferensi pers, Selasa (28/12).