sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BPDPKS pastikan keberlanjutan minyak sawit

Meski minyak sawit tengah dalam kondisi naik, namun pengaruhnya sangat besar.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Selasa, 28 Des 2021 21:13 WIB
BPDPKS pastikan keberlanjutan minyak sawit

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memastikan terus menjaga sawit di masa pandemi meskipun harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) masih tergolong tinggi. 

Harga CPO yang tinggi itu membuat harga minyak goreng naik hingga tembus Rp20.000 ribu/liter. Padahal harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp11.000-Rp12.000/liter.

Harga sawit juga mengakibatkan kenaikan 3,49% pada minyak goreng curah menjadi Rp17.800/liter, minyak goreng kemasan sederhana naik 4,55% menjadi Rp18.400/liter, dan minyak goreng kemasan premium juga naik 5,26%. 

Adapun kenaikan harga komoditas sawit meroket karena imbas penurunan produksi. Penurunan itu karena faktor El Nino dan La Nina sangat mempengaruhi kegiatan produksi sawit.

"Kita tahu La Nina dan El Nino yang itu sangat berpengaruh sekali terhadap kegiatan kegiatan khususnya kegiatan mulai dari budidaya sampai dengan panen sehingga itu berpengaruh terhadap produksi sawit itu sendiri yang berakibat pada peningkatan harga," kata Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman pada konferensi pers, Selasa (28/12).

Dalam paparannya, Eddy menjelaskan fakta-fakta yang sudah dikaji secara akademis dan mitos-mitos. 

“Sebagai contoh mitos sawit rakus air, data dan penelitian malah menunjukkan sawit jika dibandingkan dengan tumbuhan perkebunan lainnya seperti bunga matahari jauh lebih rendah tingkat kebutuhan air rerata”, tutur dia.

Apalagi, kata dia, di tengah pasokan yang berkurang, permintaan terhadap sawit mulai meningkat karena terjadinya pemulihan ekonomi di berbagai negara, khususnya di negara-negara konsumen terbesar, seperti India dan China. Belum lagi ditambah dengan kompetitor sawit, seperti minyak kedelai dan komoditas lainnya juga ada kecenderungan produksi menurun akibat pengaruh iklim, khususnya di Brazil yang merupakan penghasil atau produsen minyak kedelai.

Sponsored

"Sehingga terjadi kecenderungan untuk harga itu meningkat," tuturnya.

Saat ini diketahui Kelapa Sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan terbukti memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia, salah satunya sebagai sumber devisa negara non migas, penyedia lapangan kerja, serta menjadi bahan baku berbagai industri pengolahan di Indonesia. 

“Dalam mendukung industri pengolahan di Indonesia, kelapa sawit menjadi tumbuhan industri penghasil minyak masak, minyak industri, margarin, lilin, sabun, industri kosmetik, industri farmasi hingga menjadi bahan bakar biodiesel,” ujar dia.

Dia menyebut, sisa pengolahan kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan menjadi kompos, campuran bahan pakan ternak, biogas dan lain sebagainya. Semuanya merupakan bukti industri kelapa sawit telah menjadi mesin penggerak perekonomian Indonesia, sekaligus meningkatkan taraf hidup banyak orang, memberi akses pendidikan, layanan kesehatan, teknologi dan informasi.

“Kita tahu kelapa sawit menjadi bagian dari pendapatan pemerintah, keuntungan bagi perusahaan, lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan bagi petani kecil. BPDPKS didirikan pada tahun 2015 untuk mendorong pembangunan dan keberlanjutan sektor kelapa sawit melalui pengelolaan dana yang prudent, transparan, dan akuntabel," ucap Eddy.

Dibeberkannya, BPDPKS akan mengusung program pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan.

“Kegiatan program operasional di perkebunan kelapa sawit tetap berjalan normal dengan tetap memberlakukan protokol Kesehatan yang ketat sehingga petani dan tenaga kerja di sektor sawit tetap terjamin kesejahteraannya di tengah masa pandemi,” ucap dia.

Seluruh kegiatan itu, kata dia, ditujukan menjaga stabilisasi harga dan efisiensi biaya produksi yang dilakukan melalui penciptaan kualitas produk yang unggul, kepastian supply, kepastian pasar dan tersedianya infrastruktur yang mendukung, utamanya untuk melakukan transformasi kesejahteraan rakyat melalui industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Selanjutnya, Di tahun 2021 ini, BPDPKS akan lebih selektif dalam pendanaan dengan prioritas riset-riset yang berpotensi untuk mencapai komersialisasi dan dimanfaatkan langsung oleh industri sawit. 

“Dengan tren peningkatan harga minyak dunia dan ekspektasi normalisasi harga CPO, maka diharapkan selisih harga biodiesel dan solar di tahun 2022 yang lebih baik,” kata Eddy.

Berita Lainnya
×
tekid