BPS melihat potensi kenaikan inflasi pada Juli

Hal ini ditengarai naiknya tarif listrik oleh pemerintah. Namun BPS belum bisa memastikan besarannya

Ilustrasi. Foto Pixabay

Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Kepala BPS Margo Yuwono, melaporkan inflasi Indonesia pada Juni 2022 secara month to month (mtm) atau bulanan sebesar 0,61%. Hal ini sama dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 110,42 di Mei menjadi 111,09. Tingkat inflasi di tahun kalender pada Juni 2022 menjadi 3,19% dan inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 4,35%, ini menjadi inflasi tertinggi sejak 2017 yakni 4,37%.

Margo menuturkan, penyumbang inflasi Juni 2022 berasal dari komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras. Selain itu, dari 90 kota terdapat 85 kota mengalami inflasi di Juni 2022, sedangkan lima kota lainnya alami deflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli 2,7% dengan penyumbang inflasi tertinggi di sini berasal dari komoditas cabai merah sebesar 1,42%, cabai rawit 0,28%, dan bawang merah 0,27%,” ujar Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/7).

Naiknya harga sejumlah produk holtikultura disebabkan tingginya curah hujan dan bersifat deras di bulan Juni 2022 yang mengguyur wilayah sentra produksi holtikultura, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, jawa Timur, dan NTB.

“Berdasarkan data dari BMKG, sejumlah wilayah produsen holtikultura masih alami curah hujan yang tinggi dan deras di bulan Juni. Sehingga mengganggu produksi, ada yang gagal panen jadi suplai terganggu dan harganya naik,” lanjutnya.