Bank Syariah Indonesia bukukan laba bersih Rp742 miliar di kuartal I-2021

Didorong oleh ekspansi pembiayaan dan kenaikan dana murah yang optimal.

(Dari kiri ke kanan) Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia, M. Arief Rosyid Hasan; Wakil Direktur Utama 1 BSI, Ngatari; Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen BSI, Mulya E. Siregar; Direktur Utama BSI, Hery Gunardi; Wakil Direktur Utama 2 BSI, Abdullah Firman Wibowo dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Syariah Indonesia Tbk di Wisma Mandiri 1 Lantai 11 Jakarta Selatan, Kamis (6/5/2021). Foto humas BSI

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI mencatatkan laba bersih Rp742 miliar pada kuartal I-2021, naik 12,85% dibandingkan periode sama tahun 2020 sebesar Rp657 miliar. Kenaikan kinerja kuartal I-2021 didorong oleh kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil sampai kuartal I-2021 sebesar 5,16% secara year on year (yoy).

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kenaikan laba bersih ini didorong oleh ekspansi pembiayaan dan kenaikan dana murah yang optimal, sehingga cost of fund atau biaya dana bagian dari keuntungan bank menjadi lebih besar. 

“Untuk meningkatkan kinerja, pada tahun ini BSI fokus ke empat hal, di antaranya mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain, mengelola efisiensi, akselerasi kapabilitas digital dan integrasi operasional setelah merger,” kata Hery, Kamis (6/5). 

Dengan pertumbuhan laba bersih yang tinggi, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas ditandai dengan meningkatnya ROE (Return on Equity) dari 11,19% per Desember 2020, menjadi 14,12% per Maret 2021. 

Dari sisi bisnis, Bank Syariah Indonesia pada kuartal I-2021 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp159 triliun, naik 14,74% dari periode sama 2020 sebesar Rp138,6 triliun. Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp71,6 triliun atau 45% dari total pembiayaan, segmen korporasi Rp37,3 triliun atau 23,5% dari pembiayaan, segmen kecil dan menengah Rp20,8 triliun atau 13,1% dari pembiayaan, segmen mikro Rp15,0 triliun atau 9,4% dari pembiayaan, dan komersial Rp9,6 triliun atau 6,1% dari pembiayaan.