Bus listrik Bakrie resmi mengaspal di Jakarta, melaju tanpa suara!

Sebanyak 30 bus VKTR-BYD yang hari ini mulai beroperasimerupakan bus BYD tipe K-9 low deck yang memiliki panjang 12 meter.

Transjakarta melakukan uji coba bus listrik. Alinea/dokumentasi.

Kota Jakarta kini resmi memiliki armada bus kota yang modern dan ramah lingkungan. Hari ini, Selasa (8/3) sebanyak tiga puluh unit bus bertenaga listrik diluncurkan oleh PT Transjakarta untuk dapat melayani kebutuhan transportasi sehari-hari warga Ibu Kota. Bus listrik tersebut dioperasikan oleh PT Mayasari Bakti, dan dihadirkan atas kerjasama antara PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) dengan BYD Auto, Tiongkok.

VKTR (dibaca 'Vektor') adalah organisasi baru yang berkomitmen untuk pengembangan industri kendaraan listrik (EV), produk sampingan dari PT Bakrie Autoparts, anak perusahaan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) telah lebih dari 40 tahun pengalaman dalam industri suku cadang mobil. VKTR saat ini memilih untuk mengembangkan segmen heavy mobile electric vehicle (kendaraan listrik mobilitas tinggi), dimulai dari bus listrik. Ke depan, VKTR juga akan mengembangkan kendaraan niaga lainnya.

Presiden Direktur PT Vektr Mobiliti Indonesia, Gilarsi W Setijono mempertegas komitmen pihaknya untuk terus membangun ekosistem industri kendaraan listrik nasional. “Kami memiliki kemitraan strategis dengan BYD Auto. Mereka menjadi mitra penyedia teknologi bagi Bakrie Autoparts untuk produk bus listrik sejak 2018 lalu. Kemitraan tersebut dilanjutkan oleh VKTR. Mohon dukungan teman-teman semua, VKTR bersama BYD kini memulai upaya mengembangkan cikal-bakal ekosistem industri EV, khususnya bus, di Indonesia,” kata Gilarsi.

Sebanyak 30 bus VKTR-BYD yang hari ini mulai beroperasi di rute non-BRT Transjakarta merupakan bus BYD tipe K-9 low deck yang memiliki panjang 12 meter. “Kapasitas maksimal bus jenis ini adalah 60 penumpang, duduk dan berdiri,” papar Gilarsi. Ia menambahkan, setelah penggunaan 30 bus tahap awal ini pihak Transjakarta sudah menentukan spesifikasi bus listrik yang dibutuhkan berikutnya.

“Pihak Transjakarta menyampaikan bahwa untuk tahap kedua mereka memerlukan bus listrik dengan lantai tinggi (high deck) untuk digunakan di rute BRT. Mereka juga akan perlu bus berukuran menengah untuk jalur feeder. Tentu kebutuhan ini akan kami penuhi,” jelasnya.