Dibutuhkan Rp1.620 triliun agar Indonesia selamat dari krisis

Indef meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 minus.

Pekerja melintas dengan latar belakang pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (3/4/2020). Foto Antara/Dhemas Reviyanto/pras.

Ekonomi Indonesia babak belur dihantam Covid-19. Hanya dalam waktu dua bulan, pandemi mampu memutarbalikkan angka kemiskinan dan melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Perlambatan ekonomi sudah tampak pada kuartal I-2020 saat Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi hanya 2,97% yoy atau di bawah proyeksi Bank Indonesia (BI) yang di kisaran 4,3% hingga 4,6%. Apabila kondisi ini berlanjut, pertumbuhan ekonomi kuartal II terancam minus. 

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memaparkan prediksi pertumbuhan ekonomi berdasarkan tiga skenario penanganan Covid-19. Kepala Center of Macroeconomics and Finance Indef M. Rizal Taufikurahman mengatakan skenario pertama mengandaikan Covid-19 selesai satu bulan. Artinya, skenario tersebut sudah tak relevan lagi karena penanganan Covid-19 di Indonesia tak selesai dalam satu bulan.

"Artinya tinggal dua skenario. Skenario mana yang terjadi atau mana yang cocok? Saya kira akan tergantung dari cepat lambatnya pelandaian kurva Covid-19," ujar Rizal dalam konferensi pers Indef, Rabu (6/5).

Apabila penanganan Covid-19 memerlukan waktu selama tiga bulan, Rizal mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2020 bisa minus 0,15%. Skenario ini mengandaikan penanganan Covid-19 selesai pada akhir Mei dan pemulihan pada Juni 2020.