Semua unggahan yang disensor ditandai dengan label yang sama yang menyatakan bahwa "konten tersebut diduga melanggar undang-undang, peraturan, dan kebijakan yang relevan".
China mulai menyensor beberapa konten terkait tarif di media sosial pada tanggal 9 April setelah tarif "timbal balik" AS terhadap puluhan negara mulai berlaku, termasuk bea masuk besar-besaran sebesar 104 persen atas barang-barang China, sementara unggahan yang mengkritik AS menjadi topik utama.
Tagar dan pencarian untuk "tarif" atau "104" sebagian besar diblokir di platform media sosial Weibo, dengan halaman yang menampilkan pesan kesalahan.
Tagar lainnya, khususnya AS yang mengalami kekurangan telur, termasuk yang paling banyak dilihat di Weibo. Penyiar negara CCTV memulai tagar "#UShastradewarandaneggshortage".
AS "mengayunkan tongkat tarif dengan cara yang mencolok, mengenakan tarif pada produk baja dan aluminium Uni Eropa... tetapi juga menulis surat ke negara-negara Eropa dengan suara pelan, dengan mendesak meminta telur", kata CCTV dalam sebuah unggahan di Weibo.
Penyensoran juga meluas ke WeChat, tempat berbagai unggahan dari perusahaan-perusahaan China yang menyoroti dampak negatif tarif Presiden AS Donald Trump dihapus oleh platform tersebut, menurut tinjauan Reuters.