Core: Pemerintah harus perbaiki cara pandang kebijakan

Jika tidak, bonus demografi yang akan dicapai Indonesia hanya akan tertahan sebagai angka statistik semata.

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Hendri Saparini, membutuhkan beberapa terobosan yang mumpuni. Alinea/Ilustrasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato visi dan misinya saat pelantikannya pada 2019, menargetkan Indonesia akan menjadi negara ekonomi maju di usianya yang ke-100 atau di 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi.

Hanya saja, untuk mencapai tingkat ekonomi maju tersebut, menurut Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Hendri Saparini, membutuhkan beberapa terobosan yang mumpuni. Jika tidak, bonus demografi yang akan dicapai Indonesia hanya akan tertahan sebagai angka statistik semata.

"Kalau tidak berani melakukan terobosan, kita tidak akan tumbuh menjadi negara terbesar nomor 10 atau lima dengan pendapatan perkapita tinggi, tetapi akan ada kesenjangan yang besar. Itu kenapa harus kita reformasi agar struktur lebih adil dan berkelanjutan," katanya dalam video conference, Jumat (21/8).

Menurut Hendri, ada beberapa permasalahan yang harus dibenahi segera. Misalkan saja persoalan cara pandang pengambil kebijakan. Dia mencontohkan, permasalahan yang masih membayangi Indonesia adalah tingginya tingkat pengangguran dan seretnya lapangan pekerjaan.

Bahkan dalam analisisnya, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah tidak akan mampu bersaing di pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, yang harus disiapkan pemerintah adalah lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan para pencari kerja tersebut.