Covid-19 lebih cepat hantam bursa ketimbang krisis 2008

IHSG telah turun 22,5% sejak awal tahun.

Ilustrasi karyawan beraktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Foto Antara.

Pagebluk Covid-19 turut menyengat pasar modal. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China itu mengakibatkan harga saham-saham emiten di bursa rontok sejak pandemi.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi menyebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun 22,5% sejak awal tahun (year to date/YTD) hingga pekan lalu. Sebanyak US$30 miliar aliran dana dari investor pasar modal Indonesia telah keluar.

IHSG juga sempat menyentuh titik terendahnya tahun ini dengan penurunan sebanyak 37,49% secara YTD pada 24 Maret lalu. Adapun titik terendah penurunan IHSG terjadi pada tahun 2008, dengan penurunan hingga 50,6% karena krisis finansial global. 

Merosotnya pasar modal juga terjadi di negara lain. Menurut Hasan, hanya indeks S&P 500 atau indeks dari saham Amerika Serikat (AS) saja yang bergerak positif. 

"Penopang pergerakan indeks S&P 500 adalah saham-saham dari perusahaan raksasa teknologi seperti Microsoft, Apple, Facebook, Amazon, dan Alphabet," tutur Hasan dalam webinar dari Jakarta, Rabu (17/6).