Belanja membengkak, defisit APBN hingga Oktober capai Rp764,9 triliun

Defisit anggaran tersebut disebabkan oleh peningkatan belanja negara yang hingga Oktober mencapai Rp2.041,8 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto Antara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hingga 31 Oktober 2020 realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit Rp764,9 triliun atau 4,67% dari produk domestik bruto (PDB).

Defisit anggaran tersebut disebabkan oleh peningkatan belanja negara yang hingga Oktober mencapai Rp2.041,8 triliun atau tumbuh 13,6% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp1.276,9 triliun, atau 74,5% dari target di Perpres 72/2020 yang sebesar Rp2.739,2 triliun.

Sementara pendapatan justru mengalami kontraksi sebesar 15,4% hingga Oktober 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu dari Rp1.508 triliun di 2019, menjadi Rp1.276,9 triliun di 2020, atau 75,1% dari pagu Rp1.699,9 triliun.

"Dengan adanya pendapatan Rp1.276,9 triliun dan belanja negara sebesar Rp2.041,8 triliun, maka defisit mencapai Rp764,9 triliun atau 4,67% dari GDP," katanya dalam konferensi pers daring APBN Kita, Senin (23/11).

Meskipun demikian, defisit anggaran yang dialami Indonesia saat ini dinilai masih sejalan dengan Peraturan Presiden 72/2020, yang memperkirakan defisit akan mencapai Rp1.039 triliun atau 6,34% dari GDP.