Defisit APBN sudah mencapai Rp55,1 triliun

Kementerian Keuangan mengklaim capaian itu lebih rendah dari periode yang sama di 2017 mencapai 0,53% atau sebesar Rp 72,2 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers kinerja APBN 2018 di kantor Kemenkeu, Jakarta./AntaraFoto

Defisit dalam APBN periode Januari-April 2018 mencapai Rp 55,1 triliun atau 0,37% dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu lebih rendah dibandingkan periode yang sama di 2017 mencapai 0,53% atau sebesar Rp 72,2 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pendapatan negara yang berhasil direalisasikan dari Januari-April 2018 sebesar Rp 527,8 triliun atau 27,8% dari APBNP. Capaian itu lebih rendah dari capaian 2017 dalam periode yang sama sebesar Rp 465,9 triliun.

Sementara realisasi belanja negara pada Januari-April 2018 sebesar Rp 582,9 triliun atau 26,3% dari APBN. Dari sisi belanja negara pun, baik secara nominal dan persentase juga mengalami perbaikan dibandingkan tahun lalu disebabkan oleh belanja K/L yang jauh lebih cepat. 

"Belanja K/L yang sudah dibelanjakan sampai dengan 30 April 2018 sebesar Rp 165,9 triliun. Pada periode yang sama pada tahun lalu, kita belanjakan Rp 135,1 triliun. Jadi secara persentase, tahun ini kita jauh lebih tinggi karena sudah mendekati 20%. Tahun lalu hanya16,9%," terang Sri Mulyani. 

Dari sisi penerimaan pajak, hingga April 2018 sudah mencapai Rp 416,9 triliun, tumbuh 11,2% dari periode yang sama pada 2017. Apabila tidak menggunakan tax amnesty, maka pertumbuhannya mencapai 14,9%. Pajak nonmigas tanpa tax amnesty juga meningkat lebih tinggi dari total 14,9%, yaitu meningkat 15,8% pada tahun ini.