Waspada tahun politik, ekonomi Indonesia tetap tumbuh 5,3%,

Situasi ekonomi dinilai tidak selalu mudah, Indonesia lebih memilih untuk menciptakan cadangan fiskal

Menkeu Sri Mulyani Indrawati (ketiga kiri) berbincang bersama Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kedua kiri), Dirut Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir (kanan) dan Global Strategist Jefferies Sean Darby (kiri) saat menghadiri acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2018 di Jakarta, Rabu (7/2)/Antarafoto

Saat ini, lembaga ekonomi dunia menatap Indonesia layaknya gadis muda yang seksi. Banyak yang memuji bahkan tergoda untuk selibat dengan Indonesia. Semisal, Bank Dunia lewat Rodrigo Chaven selaku Kepala Perwakilan Bank Dunia memuji ekonomi Indonesia lebih baik ketimbang kondisi ekonomi global.

Bahkan Bank Dunia secara terang menawarkan utang untuk menyokong pembangunan infrastruktur saat ini. Tahun ini, ramalan Bank Dunia pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,3% lebih tinggi dibandingkan Brazil dan Meksiko. 

Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) juga menilai penguatan sektor investasi dan ekspor Indonesia akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi di 5,3%. Terbaru, International Monatarary Fund (IMF) menyatakan ekonomi tanah air pun dapat tumbuh di 5,3%. Bahkan dalam jangka panjang bukan mustahil ekonomi tanah air bergerak di 6,5%. 

Asumsinya, konsumsi rumah tangga akan terus meningkat dibantu pulihnya harga komoditas. Bantuan program pemerintah berupa dana bergulir atau dana desa turut menyokong pertumbuhan ekonomi. Plus, peningkatan upah minimum. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, penilaian IMF atas perekonomian Indonesia telah mempertimbangkan banyak hal. Salah satunya, kini IMF melihat pada sisi bagaimana suatu negara untuk menjaga momentum pada pertumbuhan ekonomi.