Ekonomi Pancasila di Indonesia masih jauh dari cita-cita

Usaha untuk mempraktikkan ekonomi Pancasila di Indonesia masih jauh dari cita-cita yang coba dirumuskan founding father.

Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (7/5/2020). Foto Antara/Nova Wahyudi/nz

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, mengatakan para sarjana di Indonesia belum sampai pada tahap merumuskan grand theory dalam konsep ekonomi Pancasila.

Sehingga, usaha untuk mempraktikkan ekonomi Pancasila di Indonesia masih jauh dari cita-cita yang coba dirumuskan founding father Republik, yaitu Mohammad Hatta.

"Ekonomi Pancasila itu kita belum sampai pada grand teori. Itu kan konsep Hatta. Tetapi siapa sekarang yang mengikuti Hatta dengan benar? Saya kira kita mencoba, tetapi masih jauh," kata Monoarfa dalam diskusi buku Ekonomi Pancasila Dalam Pusaran Globalisasi di IPB via daring, Sabtu (20/6).

Meski sempat ramai diperdebatkan oleh sarjana Indonesia di era 60an hingga 80-an seperti Emil Salim, Mubyarto, dan Dawam Rahardjo, kata dia, namun konsep ekonomi Pancasila masih sebatas mencari rumusan.

"Kita sudah berusaha mempraktikannya dalam kehidupan kebangsaan, namun masih belum dapat satu rumusan. Kita bergantung kepada sarjana untuk bisa mengenalkan itu," ujarnya.