Ekspor jeblok, CDI Indonesia melambung jadi US$8,4 miliar

Defisit transaksi berjalan Indonesia melambung menjadi 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp120 triliun.

Defisit transaksi berjalan Indonesia melambung menjadi 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp120 triliun. / Antara Foto

Defisit transaksi berjalan Indonesia melambung menjadi 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp120 triliun.

Defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2019 mencapai US$8,44 miliar, dari US$6,96 miliar pada kuartal I-2019. Lonjakan itu terjadi lantaran penurunan kinerja ekspor ditambah faktor musiman repatriasi dividen atau pembagian keuntungan perusahaan ke luar negeri di paruh kedua tahun ini.

"Kenaikan defisit transaksi berjalan dipengaruhi perilaku musiman repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri, serta dampak pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan harga komoditas yang turun," kata Bank Indonesia dalam statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal II 2019 yang diumumkan di Jakarta, Jumat (9/8).

Oleh karena defisit transaksi berjalan yang melebar, NPI atau Balance of Payment Indonesia juga menjadi defisit US$2 miliar pada kuartal II-2019. Sejak awal tahun hingga akhir semester I-2019 ini, NPI masih mencatatkan surplus US$0,4 miliar.

Sebagai gambaran, dalam komponen neraca transaksi berjalan, terdapat neraca transaksi perdagangan barang, neraca jasa, neraca pendapatan primer dan juga neraca pendapatan sekunder.