sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekspor jeblok, CDI Indonesia melambung jadi US$8,4 miliar

Defisit transaksi berjalan Indonesia melambung menjadi 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp120 triliun.

Sukirno
Sukirno Jumat, 09 Agst 2019 23:38 WIB
Ekspor jeblok, CDI Indonesia melambung jadi US$8,4 miliar

Defisit transaksi berjalan Indonesia melambung menjadi 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp120 triliun.

Defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2019 mencapai US$8,44 miliar, dari US$6,96 miliar pada kuartal I-2019. Lonjakan itu terjadi lantaran penurunan kinerja ekspor ditambah faktor musiman repatriasi dividen atau pembagian keuntungan perusahaan ke luar negeri di paruh kedua tahun ini.

"Kenaikan defisit transaksi berjalan dipengaruhi perilaku musiman repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri, serta dampak pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan harga komoditas yang turun," kata Bank Indonesia dalam statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal II 2019 yang diumumkan di Jakarta, Jumat (9/8).

Oleh karena defisit transaksi berjalan yang melebar, NPI atau Balance of Payment Indonesia juga menjadi defisit US$2 miliar pada kuartal II-2019. Sejak awal tahun hingga akhir semester I-2019 ini, NPI masih mencatatkan surplus US$0,4 miliar.

Sebagai gambaran, dalam komponen neraca transaksi berjalan, terdapat neraca transaksi perdagangan barang, neraca jasa, neraca pendapatan primer dan juga neraca pendapatan sekunder.

Dari keempat komponen tersebut, pos perdagangan barang dan pendapatan primer adalah dua komponen yang paling menekan transaksi berjalan pada kuartal II-2019.

Defisit neraca pendapatan primer di paruh kedua tahun ini mencapai US$8,7 miliar atau meningkat dibanding kuartal II-2018 yang sebesar US$8,02 miliar. Hal ini karena faktor musiman peningkatan kebutuhan repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri.

Di pos perdagangan barang, setelah tekanan pada ekspor migas, kinerja ekspor nonmigas juga terkontraksi sejalan dampak perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Ekspor nonmigas tercatat US$37,2 miliar, turun dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya sebesar US$38,2 miliar.

Sponsored

Defisit neraca perdagangan migas juga meningkat menjadi US$3,2 miliar dari US$2,2 miliar pada triwulan sebelumnya, seiring dengan kenaikan rerata harga minyak global dan peningkatan permintaan musiman impor migas terkait hari raya Idulfitri dan libur sekolah.

Optimistis

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo masih meyakini defisit transaksi berjalan sepanjang 2019 akan menurun ke 2,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau menunjukkan perbaikan dibanding 2018 yang sebesar 2,98% PDB.

Optimisme Perry itu memerlukan upaya dan kerja ekstra keras karena di kuartal II-2019, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) menembus 3,04% PDB.

"Perkiraan masih sama di 2,5%-3% PDB untuk 2019. Kami masih cukup optimistis di sekitar 2,8% PDB untuk keseluruhan tahun," ujar Perry.

Perry belum menjelaskan secara rinci penyebab yang bisa menurunkan defisit transaksi berjalan di semester II-2019. Namun menurut dia, di semester II, neraca transaksi modal dan finansial akan semakin deras dan akan mengkompensasi pembiayaan untuk defisit transaksi berjalan sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan sehat.

"Surplus transaksi modal dan finansial masih akan bisa membiayai defisit transaksi berjalan. Cadangan devisa Juli 2019 naik jadi US$125 miliar. Cadangan devisa naik maka surplus lebih tinggi daripada defisit transaksi berjalan," ujar dia.

Namun Perry mengingatkan agar pemerintah menangkap peluang peningkatan volume dan nilai ekspor dari adanya perang dagang yang sedang terjadi antara AS dan China. Buruknya nilai ekspor memang menjadi salah satu sumber tekanan melebarnya defisit transaksi berjalan di kuartal II-2019.

"Misi-misi dagang dari pemerintah, dunia usaha, bisa secara bilateral meningkatkan hubungan dagang ke AS. Kita juga perlu menangkap peluang relokasi investasi dari China ke Indonesia," ujar Perry. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid