Ekspor makanan olahan naik 7,9% capai US$1,32 miliar

Pemerintah terus mencari terobosan baru untuk memacu gairah ekspor makanan olahan di tengah pandemi Covid-19.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Foto Kemendag

Ekspor produk makanan olahan selama periode Januari-April 2020 tercatat naik 7,9% mencapai US$1,32 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, pemerintah terus mencari terobosan baru untuk memacu gairah ekspor makanan olahan di tengah pandemi Covid-19. Produk-produk Indonesia dinilai masih memiliki peluang peningkatan ekspor dan memasuki pasar baru di negara lain yang belum bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

"Makanan olahan masih berpeluang besar di pasar global. Kami akan terus mencari terobosan baru untuk meningkatkan ekspor makanan olahan dan diharapkan dapat mendorong kinerja ekspor nonmigas,” ujar Agus dalam keterangan resminya, Rabu malam (17/6).

Adapun negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan Indonesia pada periode Januari–April 2020 yaitu Amerika Serikat sebesar US$293,6 juta dengan pangsa pasar 22,11%, Filipina US$161,4 juta dengan pangsa pasar 12,15%, Malaysia US$101,6 juta dengan pangsa pasar 7,65%, Singapura US$74,9 juta dengan pangsa pasar 5,64%, dan Jepang US$71,9 juta dengan pangsa pasar 5,41%.

Sementara Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menuturkan, pihaknya secara aktif melakukan pendekatan kepada pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang ekspor produk pangan olahan dengan maksimal.