G20 dorong pemulihan ekonomi di tengah tantangan global

Dampak perubahan iklim terhadap makro ekonomi dan upaya memitigasinya menjadi isu utama yang dibahas dalam pertemuan 2nd FWG.

(Kiri ke kanan) Cecilia A. Harun, Co-Chair Presidensi Indonesia; Nella Sri Hendriyetty, Co-Chair Presidensi Indonesia; Anantha Nageswaran, Co-Chair Indonesia; dan Clare Lombardelli, Co-Chair United Kingdom dalam pertemuan the 2nd Framework Working Group pada 24-25 Mei 2022. Foto dokumentasi Kementerian Keuangan.

Dampak makro ekonomi dari perubahan iklim dan scarring effect menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan Framework Working Group kedua (2nd FWG) yang digelar di Jakarta. 

Terkait perubahan iklim, Kepala Pusat Regional dan Bilateral, Kementerian Keuangan, Nella Sri Hendriyetty, yang bertindak sebagai Co-chair Presidency mengatakan perlu aksi kolektif dari para negara anggota G20 untuk memitigasi perubahan iklim.

"Aksi perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan kondisi spesifik masing-masing negara," kata Nella, yang bertindak sebagai Co-chair Presidency, dalam keterangan resmi, Kamis (26/5).  

Pertemuan ini dilakukan dalam format hybrid dan dihadiri oleh seluruh anggota G20, negara undangan (invitees), serta organisasi internasional, seperti International Monetary Fund (IMF), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), World Trade Organization (WTO), World Bank, dan Bank for International Settlement (BIS). Dalam pertemuan tersebut, juga hadir beberapa pembicara eksternal dari kalangan akademisi dan pelaku pasar yang turut memberikan beragam perspektif atas isu yang menjadi fokus pembahasan.

Sementara isu kedua yang dibahas adalah luka dalam akibat pandemi Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai scarring effect. Dalam kesempatan tersebut, Presidensi Indonesia memaparkan temuan awal hasil survei mengenai exit strategy and scarring effect to support recovery, yang ditujukan bagi negara anggota G20.