Garuda Indonesia gandeng PPA, suntikan dana Rp725 miliar mengalir

Suntikan dana itu melalui skema bagi hasil dan berlangsung selama lima tahun.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bersama dengan Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi di Denpasar, Bali, Jumat (16/9).  Dok Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia menandatangani kerja sama fasilitas pembiayaan restorasi armada bersama PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). Penandatanganan kerja sama itu dilakukan langsung oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bersama dengan Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi di Denpasar, Bali, Jumat (16/9). 

Kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan offering letter atas syarat dan ketentuan indikatif terbaru Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani pada Agustus lalu. 

Dalam kerja sama tersebut, Garuda Indonesia mendapat suntikan dana senilai Rp725.000.000.000 melalui skema bagi hasil dan berlangsung selama lima tahun. Implementasinya, dilakukan secara bertahap pada rute Jakarta- Surabaya-Jakarta, Jakarta-Makassar-Jakarta, serta Jakarta-Jayapura-Jakarta. 

“Sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia untuk mengedepankan keamanan dan keselamatan penerbangan, kerja sama dengan PPA ini diharapkan dapat mengoptimalkan kesiapan operasional Garuda Indonesia untuk memastikan mandat sebagai maskapai pembawa bendera bangsa dapat senantiasa terimplementasikan secara optimal melalui ketersediaan berbagai ragam pilihan layanan penerbangan yang aman dan nyaman guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutur Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam keterangan resminya yang diterima Sabtu (17/9) dini hari.

Dia mengatakan, kerja sama tersebut merupakan bentuk komitmen Garuda Indonesia untuk mengoptimalkan langkah misi transformasi kinerja dalam upaya terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional, khususnya sektor pariwisata. Dengan demikian, peningkatan aksesibilitas layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia bisa terealisasi.