Harga minyak dunia turun tapi BBM naik, Sri Mulyani berikan alasan

Srimul menilai, masih berlanjutnya konflik geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia yang masih sangat dinamis akan terus mempengaruhi harga ICP

ilustrasi. foto Pixabay

Usai pemerintah meresmikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (3/9) yang berlaku mulai pukul 14.30 WIB, masyarakat pun mempertanyakan pemerintah yang memilih menaikkan harga BBM padahal harga minyak saat ini cenderung menunjukkan tren menurun.

Menjawab hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) pun menegaskan meskipun harga minyak dunia menurun, menurutnya harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) masih ada di level yang tinggi.

“Masyarakat saat ini bertanya karena harga minyak dalam sebulan terakhir agak mengalami penurunan. Kami terus melakukan perhitungan dengan harga minyak ICP yang turun ke US$90 per barel sekalipun atau sampai turun di bawah US$90 sekalipun maka rata-rata ICP masih di US$97,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan pers pengalihan subsidi BBM yang disampaikan di Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9).

Menurutnya, melalui perhitungan ini semula subsidi pada Peraturan Presiden )Perpres) Nomor 98 Tahun 2022 sebesar Rp502,4 triliun maka akan tetap mengalami kenaikan menjadi Rp653 triliun jika rerata harga ICP sebesar US$99 per barel. Sedangkan jika harga ICP di US$85 per barel hingga akhir Desember, maka subsidi akan turun menjadi Rp640 triliun.

“Ini kenaikan Rp137 triliun atau Rp151 triliun tergantung dari harga ICP,” imbuhnya.