IHSG merangkak ke level 5.000, investor perlu waspada

"Investor perlu melakukan antisipasi jika terjadi penurunan yang cukup masif pada saham dengan kapitalisasi besar."

Pekerja berswafoto dengan latar belakang pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5). Foto Antara/Muhammad Adimaja/hp.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,75% ke level 4.964 pada Rabu (24/6). Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp250 miliar.

Tercatat sebanyak 8,4 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,7 triliun. Sektor keuangan yang naik 3,2% dan sektor aneka industri yang naik 1,55% menjadi pendorong penguatan IHSG hari ini.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan penguatan ini perlu diantisipasi oleh investor. Pasar saham dinilai minim sentimen positif. Menurut Nico, naiknya IHSG hanya disebabkan oleh penguatan indeks saham global.

"Saat IHSG bergerak ke arah 5.000, investor perlu melakukan antisipasi jika terjadi penurunan yang cukup masif pada saham dengan kapitalisasi besar," kata Nico.

Nico mencermati, meskipun saat ini investor asing melakukan penjualan pada pasar saham, tetapi hal yang cukup menarik terjadi pada beberapa saham dengan kapitalisasi pasar besar. Saham tersebut adalah milik PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), di mana kedua saham tersebut mendapat dorongan yang cukup kuat.