Imbal hasil SBN Indonesia dinilai masih menarik

Meski Bank Indonesia (BI) kembali akan memangkas suku bunga acuan, imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) diproyeksi masih menarik.

Pemerintah menerbitkan SBN untuk membiayai defisit anggaran sebesar 1,76% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) senilai Rp307,2 triliun pada tahun 2020. / Indonesia.go.id

Meski Bank Indonesia (BI) kembali akan memangkas suku bunga acuan, imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) diproyeksi masih menarik. Kementerian Keuangan melihat pemangkasan suku bunga acuan BI akan menekan imbal hasil SBN hingga di bawah 7%.

Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Loto Srinata Ginting mengatakan meskipun yield berada di bawah 7%, instrumen SBN Indonesia masih lebih menarik jika dibandingkan dengan negara sejenis.

"Sebab inflasi terkendali, return masih relatif menarik jika dibandingkan dengan peers masih cantik," kata Loto di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (21/10).

Seperti yang disampaikan Loto, BI mencatat angka inflasi pada pekan kedua Oktober 2019 masih terkendali sebesar 3,15% secara tahunan.

Loto melanjutkan, yield yang berada di bawah 7% pernah terjadi sebelumnya pada 2012. Loto mengatakan, saat itu imbal hasil berada di bawah 5% karena adanya kebijakan quantitative easing.