Indeks PMI positif, Indonesia bidik pertumbuhan manufaktur 5,4%

Industri manufaktur Indonesia berada pada urutan keempat di ASEAN. Pemerintah semakin optimistis mencapai pertumbuhan manufaktur 5,4%.

Kementerian Perindustrian memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur mencapai 5,4% pada tahun ini. / Antara Foto

Kementerian Perindustrian memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur mencapai 5,4% pada tahun ini. Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika.

“Kemenperin akan mengoptimalkan produktivitas, terutama industri yang berorientasi ekspor serta menarik investasi dari industri substitusi impor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi kepada Alinea.id, Selasa (2/4).

Airlangga menyebut, investasi di industri manufaktur dalam negeri juga terus dipacu pada tahun ini. Menurut dia, pemerintah telah merilis aturan terkait dengan tax holiday yang untuk mendorong investasi dalam negeri.

Untuk mendongkrak eskpor Indonesia, pemerintah juga sudah menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Dengan ditekennya perjanjian tersebut, ekspor Indonesia ke Australia akan meningkat. Sebab, Australia telah memberikan komitmen untuk mengeliminasi bea masuk impor untuk seluruh pos tarifnya menjadi 0%.

Beberapa produk Indonesia yang berpotensi untuk ditingkatkan ekspornya ke Australia, antara lain produk otomotif khususnya mobil listrik dan hybrid, kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan, permesinan, serta peralatan elektronik.