Melanjutkan pembangunan dan emiten infrastruktur yang bertumbuh

Menurut ekonom, siapapun presidennya, pembangunan infrastruktur perlu dilanjutkan lima tahun ke depan.

Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Fadjroel Rachman (tengah), Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto (kiri), Konsultan Supervisi Kemenhub OCG JOPRIS Ryuji Manai (kedua kiri), pejabat pembuat komitmen untuk LRT Jabodebek dari Kemenhub Erni Basri (kedua kanan), dan Konsultan Perencana dari Systra Perancis Arezki Touat (kanan) berfoto bersama seusai pengecoran terakhir dalam proyek pembangunan longspan atau jembatan panjang LRT Jabodebek lintas pelayanan 1 Cawang-Cibubur, di Jakarta, Ju

Hingga kini, quick count atau hitung sejumlah lembaga survei yang mencatatkan keunggulan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin atas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Meski demikian, terlepas siapa pun yang akan menjadi presiden, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah memandang, bidang infrastruktur harus tetap dilanjutkan lima tahun ke depan.

“Kalau dari hasil hitung cepat yang unggul Jokowi, jelas ada jaminan keberlanjutan di sektor infrastruktur ini,” kata Piter saat dihubungi reporter Alinea.id, Kamis (25/4).

Menurut Piter, pembangunan infrastruktur bisa menarik investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke Indonesia. Namun masalahnya, kata Piter, terletak pada realisasinya.