Jumlah pekerja difabel naik dua tahun terakhir

Pekerja difabel paling banyak berjenis kelamin laki-laki.

Ilustrasi. Pixabay

Penyandang disabilitas merupakan salah satu kelompok yang memerlukan perhatian khusus terutama selama pandemi. Perhatian yang dibutuhkan bukan hanya sektor sosial, namun juga pemulihan ekonomi produktif. 

Pemerintah sendiri telah melakukan pemberdayaan tenaga kerja difabel. Hal itu disampaikan Head Of Center Innovation and Digital Economic Indef, Nailul Huda, dalam acara Alinea Forum berjudul "Difabel Berdaya Jadi Pemasar, Bantu Pulihkan Perekonomian" yang terselenggara Selasa (21/12) hari ini.

Huda menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pekerja difabel di dua tahun terakhir naik. “Pekerja disabilitas di tahun 2019 ada 366.350 orang, sedangkan di 2020 ada 225.048 orang. Artinya ada penurunan -38,57%," ujarnya.

Total pekerja secara keseluruhan di 2020 mencapai 128.454.184 orang dan pada 2018 sebanyak 128.755.271 orang. Artinya, terjadi penurunan jumlah pekerja sekitar -0,23%.

Proporsi pekerja difabel dibandingkan total pekerja pada 2018 lebih besar ketimbang 2019 dan 2020. Pada 2018 persentase pekerja difabel dari total pekerja sebesar 0.28%, sedangkan pada 2020 sebesar 0,18%.