Kenaikan suku bunga The Fed akan berdampak pada ekonomi Indonesia

Inflasi pada Mei 2022 di AS mencapai 8,6% dan menjadi yang tertinggi selama 40 tahun belakangan ini.

Ilustrasi. Foto Pixabay

Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral Amerika secara resmi kembali menaikkan suku bunga pada Kamis (16/6) dini hari waktu Indonesia, sebesar 75 basis poin (bps) yakni menjadi di kisaran 1,5% hingga 1,75%.

Kenaikan suku bunga ini menjadi kenaikan paling agresif atau paling tinggi sejak 1994. Padahal sebelumnya, di awal Mei, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan, hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps, dan tak mempertimbangkan untuk 75 bps. Langkah ini diambil untuk menekan laju inflasi di Amerika Serikat.

Dalam upaya menekan laju inflasi yang terus bergerak cepat, The Fed melihat kembali potensi kenaikan suku bunga hingga akhir tahun. Besaran tersebut ada di kisaran 3,4% yang sebelumnya pada Maret 2022 diproyeksikan sebesar 1,9%. Perlu diketahui, inflasi pada Mei 2022 di AS mencapai 8,6% dan menjadi yang tertinggi selama 40 tahun belakangan ini.

The Fed sendiri menargetkan untuk menurunkan level inflasi ke posisi 2%, maka tak heran jika upaya-upaya agresif semacam ini penting dilakukan.

“Jelas, kenaikan 75 basis poin hari ini adalah yang terbesar dan tidak biasa, dan saya tidak berharap langkah pergerakan sebesar ini menjadi sesuatu yang biasa,” kata Powell, dilansir dari CNBC International, Rabu (15/6).