Bank Dunia: Kerugian akibat kebakaran hutan Indonesia capai Rp72,95 T

Luas lahan yang terbakar selama Januari-September 2019 mencapai 620.201 hektare atau sembilan kali luas Jakarta.

Bank Dunia menyebutkan kebakaran hutan yang terjadi di delapan provinsi Indonesia telah menyebabkan kerugian hingga US$5,2 miliar atau setara Rp72,95 triliun. / Antara Foto

Bank Dunia menyebutkan kebakaran hutan yang terjadi di delapan provinsi Indonesia telah menyebabkan kerugian hingga US$5,2 miliar atau setara Rp72,95 triliun.

Kepala Ekonom Bank Dunia Frederico Gil Sander mengatakan per September 2019, akibat kebakaran hutan setidaknya 900.000 orang melaporkan gangguan pernapasan, 12 bandara tidak beroperasi, dan ratusan sekolah di Indonesia, Malaysia, dan Singapura ditutup akibat kabut asap.

"Secara total, kerugian yang disebabkan kabut asap selama periode Juni-Oktober 2019 diperkirakan mencapai US$5,2 miliar, setara dengan 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia," kata Frederico, di Jakarta, Rabu (11/12).

Frederico menjelaskan, tak seperti kebakaran hutan yang terjadi di Amerika Utara, kebakaran hutan hujan di Indonesia disebabkan oleh perbuatan manusia. Kebakaran hutan tersebut pun telah menjadi masalah tahunan sejak 1997.

"Api telah dipertimbangkan menjadi pilihan yang paling murah untuk membuka lahan di antara banyak metode. Atau cara yang paling ampuh untuk mengklaim lahan di area yang mendapatkan pertentangan," ujar Frederico.