Kontribusi impor dari China semakin besar

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas ke China sepanjang Januari-Mei senilai US$10.245,5 juta atau naik 31,35%.

Bareskrim Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Tipideksus) berhasil mengamankan penyalahgunaan distribusi bawang putih impor tidak sesuai ketentuan Undang-Undang dari China dan Taiwan sebanyak 30.000 ton./Antara Foto

Perdagangan internasional antara Indonesia dengan AS dan China terus meningkat. Bahkan, barang masuk dari China ke Indonesia sudah tumbuh 27,87%, jauh dari pesaing terdekatnya yaitu Jepang yang hanya tumbuh 11,53%. Pada April, kontribusi impor dari China baru sebesar 27,28% dan kontribusi impor Jepang sebesar 11,72%.    

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas ke China sepanjang Januari-Mei senilai US$10,24 miliar atau naik 31,35%. Sedangkan ekspor nonmigas ke Amerika Serikat sepanjang Januari-Mei tercatat sebesar US$7,42 miliar atau naik 3,53%. Secara keseluruhan, kontribusi ekspor ke China dan Amerika Serikat sebesar 15,05% dan 10,91%.

Di sisi lain, pada periode yang sama terjadi kenaikan cukup signifikan terjadi pada impor nonmigas ke China, yakni sebesar US$ 18,36 miliar, naik 34,31%. Sedangkan impor nonmigas ke Amerika Serikat sebesar US$3,86 miliar. Secara keseluruhan, kontribusi impor ke China dan Amerika Serikat sebesar 27,87% dan 5,87%. 

"Positifnya kita punya kesempatan untuk mengirimkan berbagai produk kita ke sana. Tapi negatifnya, yang harus dijaga kemungkinan karena China terganjal untuk eskpor besi baja ke AS, jangan sampai merembes ke kita," jelas Suharyanto, Senin (25/6).

Komoditas utama yang dieskpor ke China pada periode tersebut adalah batubara, lignit, besi/baja.