Laju IHSG hari ini terhalang utang Afrika Selatan

Utang Afsel berpotensi membuat gejolak di pasar Emerging Market berikutnya, sehingga menyebabkan melemahnya kembali nilai tukar rupiah.

Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (19/9). Antara Foto

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini (9/10) diprediksi melemah karena support dan resistance yang berada di level  5,706-5,758.

Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus, mengatakan sentimen dari dalam negeri masih berkisar tentang terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sebabnya, karena dampak yield surat utang bertenor 10 tahun dari AS yang membuat peningkatan cukup tajam di atas 3,4%.

“Di tengah tekanan nilai tukar tersebut, rilis data penjualan ritel Indonesia naik dari sebelumnya 2,9% menjadi 6,1%. Hal tersebut diharapkan menjadi sentimen positif di saat terpuruknya rupiah,” kata Nico dalam risetnya yang diterima Alinea.id pada Selasa, (9/10).

Adapun sentimen lainnya yaitu, Afrika Selatan mungkin akan diminta untuk bertemu dengan IMF terkait persoalan utang yang meningkat. Karena tak ada sumber penerimaan baru, hal ini berpotensi membuat gejolak di pasar Emerging Market berikutnya, sehingga menyebabkan melemahnya kembali nilai tukar rupiah.

Selain itu, dari benua Asia yakni Bank sentral China yang kembali memangkas jumlah uang yang harus dicadangkan bank. Langkah ini merupakan bagian dari upaya para pembuat kebijakan di sana untuk menopang perekonomian domestik di tengah perang dagang dengan Amerika. Hal ini pun dinilai menyebabkan rupiah mengalami pelemahan.