Mandiri dengan alat uji Covid-19 produksi anak negeri

Alat uji cepat Covid-19 produksi lokal dibanderol seharga Rp75 ribu/test kit.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat pengujian Covid-19 paling rendah di dunia. Menurut data dari Worldometers, baru ada 1.061.367 penduduk Indonesia yang sudah menjalani tes virus korona baru per Minggu (12/7). Jumlah ini setara dengan 3.879 orang per satu juta penduduk. Indonesia menempati peringkat 162 dari 215 negara dengan nisbah penduduk yang menjalani tes Covid-19 terbesar.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperluas cakupan tes masyarakat adalah dengan meningkatkan pengadaan alat uji. Bak gayung bersambut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertekad menggenjot produksi alat uji diagnostik Covid-19 dan alat-alat kesehatan lainnya di Tanah Air. Menurutnya, penting bagi Indonesia untuk berdikari dalam industri kesehatan.

“Kita harapkan pada akhir Mei ini semua inovasi tersebut sudah bisa diproduksi secara massal sehingga kita tidak tergantung lagi kepada produk-produk impor dari negara lain,” tuturnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis 14 Mei lalu.

Ambisi Jokowi berangkat dari ketergantungan terhadap perangkat medis impor yang sudah lama berlangsung. Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Randy H Teguh mengatakan hampir seratus persen perangkat uji Covid-19 didatangkan dari luar negeri ketika awal pandemi menerjang Indonesia. 

Rapid test itu kan ada sekitar 50 brand impor. Sebanyak 80-90% dari Tiongkok. Mengapa? Karena mereka memang yang pertama kali mendapat kasus ini, jadi mereka punya kelebihan. Mereka punya sampel virusnya dulu dan mengerti bagaimana menggunakan virus itu untuk tes,” terangnya kepada Alinea.id, Kamis (9/7).